Penelitian lebih jauh terhadap karya dan sosok sastrawan Indonesia kelahiran Bali, A.A. Pandji Tisna perlu diupayakan. Pasalnya, karya-karyanya yang d
Dari Ajang Webinar Hiski Bali Mengenang Pandji Tisna
Penelitian
lebih jauh terhadap karya dan sosok sastrawan Indonesia kelahiran Bali, A.A.
Pandji Tisna perlu diupayakan. Pasalnya, karya-karyanya yang dikenal dalam
dunia sastra Indonesia, hanya sebagian kecil. Padahal, sejarawan Australia, Ian
Caldwell menyebut Pandji Tisna menulis sekitar 18 novel. Yang dikenal pembaca sastra Indonesia hanya
empat, yakni Ni Rawit Ceti Penjual Orang
(1935), Sukreni Gadis Bali (1936), I Swasta Setahun di Bedahulu (1938),
serta I Made Widiadi (Kembali Kepada
Tuhan) (1955). Satu novelnya berjudul Dewi
Karuna sering disebut tetapi belum banyak dibincangkan, bahkan novel ini
sulit didapatkan.
Hal
ini terungkap dalam webinar sastra mengenang Pandji Tisna yang digelar Himpunan
sarjana Kesusastraan Indonesia (Hiski) Komisariat Bali bertajuk Diskusi
Kebahasaan dan Kesastraan Hiski Bali (Diksi)#1, Kamis (11/2). Webinar bertema “Menyelami
Proses Kreatif A.A. Pandji Tisna” itu dipandu sastrawan dan akademisi Undiksha
Singaraja, Kadek Sonia Piscayanti serta menampilkan dua narasumber, yakni Ketua
Hiski Bali yang juga dosen FIB Unud, IGAA Mas Triadnyani dan guru besar sastra Fakultas Ilmu Budaya
(FIB) Unud, I Nyoman Darma Putra. Mas Triadnyani menyampaikan topik bertajuk “Ambivalensi
Pandji Tisna”, sedangkan Darma Putra berbicara mengenai “Branding, Storynomics, Literary Tourism: Menyelami Proses Kreatif
Pandji Tisna”. Pandji Tisna dilahirkan di Singaraja, 11 Februari 1908 dan
meninggal di Lovina, 2 Juni 1978.
Menurut
Darma Putra, data Caldwell mengenai 18 novel Pandji Tisna menjadi tantangan
besar untuk diteliti. Selain itu, Caldwell juga menyebut ada 27 laci di tempat
Pandji Tisna yang penuh dengan surat-menyurat Pandji Tisna. Ini artinya masih
ada banyak arsip tentang Pandji Tisna yang harus ditemukan dan diselami untuk
mengangkat mutiara-mutiara sastra di Bali.
“Jadi,
penyelaman terhadap sosok dan karya-karya Pandji Tisna betul-betul belum
selesai,” kata Darma Putra.
Panji
Tisna, imbuh Darma Putra, juga tidak hanya melakukan banyak hal penting, antara
lain, namanya dikukuhkan sebagai pengarang Pujangga Baru, tapi juga menginspirasi
sastrawan Bali berikutnya dalam menulis. Selain karya-karyanya, sosoknya juga
inspiratif. Pandji Tisna juga menemukan nama Lovina yang kemudian menjadi
destinasi wisata di Bali Utara yang juga inspiratif. Banyak lahir karya sastra
tentang Lovina yang ditulis sastrawan Indonesia. Sosok Pandji Tisna juga
dinilai Darma Putra paling kuat dilihat dari perkembangan literary tourism (sastra pariwisata). Jika dikaitkan dengan storynomics, sosok Pandji Tisna dan
narasi yang dihasilkannya bisa dikelola untuk menjadi sumber ekonomi kreatif.
Ambivalen
Mas
Triadnyani yang memfokuskan pembicaraannya pada novel Ni Rawit Ceti Penjual Orang, terutama dilihat dari aspek psikologi
pengarang, menyoroti kuatnya sikap ambivalensi Pandji Tisna sebagai pengarang
berdarah Bali. Tokoh antagonis diambil dari kaumnya sendiri, orang Bali, bahkan
tokoh pahlawan dalam novel Ni Rawit Ceti
Penjual Orang merupakan orang Belanda. Sikap Pandji Tisna terhadap orang
Belanda tidak konsisten. Di satu pihak dia tidak mau terlibat jauh dengan orang
Belanda, dengan tidak mau menjadi pegawai pemerintah Belanda, seperti
dinasihatkan ayahnya. Di lain pihak, ia merasa memperoleh banyak manfaat dalam
berhubungan dengan Belanda, salah satunya dapat mengenyam pendidikan Belanda.
“Ia
sangat menentang tindakan raja-raja di Bali yang sewenang-wenang dan kerjanya
hanya berperang sehingga menyebabkan rakyat menjadi budak. Sebaliknya, ia
mencintai kebudayaan dan tradisi Bali yang telah banyak membentuk sikap mental
dan kepribadiannya,” beber Mas Triadnyani.
Hiski
Bali merancang Diksi sebagai kegiatan rutin bulanan sebagai upaya menggairahkan
dunia literasi sastra di Bali. Bulan Maret 2021, Diksi edisi kedua direncanakan
membahas topik sastra terjemahan, khususnya terjemahan sastra Indonesia dan
sastra Bali modern. (b.)
KOMENTAR