Warga Desa Adat Renon, Denpasar memiliki sebuah warisan budaya unik dan otentik, yakni Tari Baris Cina. Tari yang disakralkan ini diyakini mendapat pengaruh dari budaya Cina. Berikut ini lima keunikan Tari Baris Cina.
Oleh: KETUT JAGRA
Warga Desa Adat Renon, Denpasar
memiliki sebuah warisan budaya unik dan otentik, yakni Tari Baris Cina.
Kesenian yang khas ini memang masih dilestarikan warga Renon hingga kini. Tari yang disakralkan ini diyakini mendapat pengaruh dari budaya Cina.
Berikut ini lima keunikan Tari
Baris Cina.
![]() |
Tari Baris Cina. (balisaja.com/tangkapan layar youtube Bayu Mahardika) |
1. Hanya Dipentaskan di Tempat Tertentu
dan Saat Tertentu
Tari Baris Cina merupakan tari sakral,
sehingga hanya dipentaskan saat-saat tertentu, pun di tempat-tempat tertentu. Misalnya,
saat piodalan di pura atau pun saat
ada krama yang masesangi mementaskan Tari Baris Cina.
Sejumlah pura yang biasanya
menjadi tempat pelaksanaan pementasan Tari Baris Cina, yakni Pura Dalem Renon,
Pura Desa Renon, Pura Puseh Renon, Pura Kahyangan, Pura Bale Agung, Pura
Maospahit Renon serta di Pura Baris Cina. Selain pura-pura di wilayah Desa
Pakraman Renon, Baris Cina juga dipentaskan di Pura Blanjong Sanur, Pura
Besakih (saat ada bawos atau pawisik),
Pura Petitenget, Pura Mertasari Sanur, Pantai Sagara Sanur serta Geria Delod
Peken Sanur.
2. Diiringi Gong Beri
Tari Baris Cina dan Gong Beri
tidak bisa dipisahkan, memang. Gong Beri merupakan gamelan pengiring Tari Baris
Cina. Hendra Santosa dalam tesisnya di Program Studi Seni Pertunjukan dan Seni
Rupa Jurusan Ilmu-ilmu Humaniora Universitas Gadjah Mada (2002) berjudul “Gamelan
Gong Beri di Renon: Sebuah Kajian Historis dan Musikologis” memaparkan instrumen gamelan Gong Beri dapat
dikelompokkan ke dalam instrumen aeropon, idiopon dan membranopon. Kelompok instrumen
aeropon adalah sungu. Yang termasuk
kelompok idiopon yakni gong beri dua buah, yaitu ber dan bor/bar, tawa-tawa ageng, tawa-tawa alit, kempli
atau pu, kajar, bebende, klenang dan cengceng. Instrumen beduk termasuk kelompok membranopon.
3. Semua Penarinya Laki-laki
Penari Baris Cina semuanya
laki-laki. Yang unik dari penari Baris Cina adalah pakaian para penarinya ysang
menyerupai pakaian orang Eropa lengkap dengan topi bundar. Dulu, topi yang
dipakai disebut-sebut terbuat dari bambu. Setelah itu baru menggunakan topi
dari kain.
Penari Baris Cina terbagi menjadi
dua kelompok, dengan masing-masing kelompok terdiri dari sembilan orang,
termasuk seorang komandan yang dikenal dengan sebutan pangater. Kelompok pertama mengenakan pakaian hitam dan lazim
disebut sebagai Baris Selem. Kelompok kedua mengenakan pakaian serbaputih dan
disebut Baris Putih.
Gerakan penari Baris Cina lebih
mirip dengan gerak pencak silat. Mereka pun membawa pedang.
4. Saat Karauhan Penari Berucap Mirip
Bahasa China
Ada tiga babak dalam pementasan
Tari Baris China. Babak pertama dimulai dengan tampilnya kelompok Baris Selem.
Sementara penabuh Gong Beri menabuh gending Baris Gede. Babak kedua, giliran
Baris Putih yang keluar diiringi gending Baris Cenik. Babak terakhir yakni pasiat (pertempuran) antara kelompok
Baris Selem dan Baris Putih. Mula-mula kedua pangater saling ejek diiringi kibasan pedang.
Puncak pementasan bisanya penabuh
dan penari kerauhan. Pada saat kerauhan
itu, para penabuh dan penari biasanya banyak mengeluarkan ucapan yang mirip bahasa
China.
5. Penari Pantang Makan Daging Babi
Yang menarik, penari Baris Cina
harus memiliki ketetapan hati dan kebersihan diri untuk ngayah. Para penabuh dan penari harus menjalani sejumlah pantangan
sebelum mementaskan Tari Baris Cina atau pun menabuh Gong Beri. Pantangan itu,
yakni tidak memakan daging babi. Jika ada yang abai terhadap pantangan ini,
saat ngayah bisa celaka.
Pernah terjadi, menurut penuturan
Bendesa Adat Renon, I Made Sutama, ada penari Baris Cina yang mengalami cedera
saat melakukan adegan pertempuran pada pementasan Tari Baris Cina. Setelah
diusut, ternyata penari itu lupa telah memakan daging babi sebelum ngayah.
“Kalau sudah memakan daging babi
sebelum ngayah, dia wajib
membersihkan dulu,” kata Sutama. (b.)
_______________________
Penyunting: I MADE SUJAYA
COMMENTS