Menu

Mode Gelap
Tunduk Pada Pararem, LPD Kedonganan Terapkan Laporan Keuangan Adat Bebantenan, Cara Manusia Bali Menjaga Alam Semesta SMAN 1 Ubud dan SMAN 2 Semarapura Juarai Lomba Bulan Bahasa Bali di UPMI Bali Bulan Bahasa Bali VI Jalan Terus, Tapi di Hari Coblosan “Prai” Sejenak Konservasi Pemikiran dan Budaya Melalui Gerakan Literasi Akar Rumput

Bali Jani · 12 Mei 2019 02:31 WITA ·

Warna Lokal Bali Belum Banyak Tergali


					Warna Lokal Bali Belum Banyak Tergali Perbesar

Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Literasi Balai Bahasa Bali 2019

Untuk ketiga kali, Balai Bahasa Bali menggelar Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Literasi untuk jenjang pramembaca (untuk anak usia 3—4 tahun), membaca dini (untuk anak usia 5—6 tahun), serta membawa awal (untuk anak usia 7—8 tahun). Naskah buku dilengkapi ilustrasi yang masuk ke panitia tergolong beragam, namun aspek warna lokal Bali tampak belum banyak digali para peserta. Naskah buku para peserta umumnya bertema umum dan minim karakter lokal.
Kritik soal minimnya garapan warna lokal Bali disampaikan anggota juri sayembara kategori membaca dini, Ketut Syahruwardi Abbas. Menurut Abbas, umumnya naskah-naskah buku peserta sayembara belum mengeksplorasi dongeng atau cerita-cerita lokal yang menjadi ciri khas Bali. Kearifan lokal yang diharapkan tergali dari sayembara menjadi kurang dapat dipenuhi.

“Karakter lukisan Bali juga tidak muncul dalam ilustrasi buku. Padahal, Bali memiliki karakter khas dalam seni lukis yang mestinya bisa dimunculkan,” kata Abbas dalam rapat pleno dewan juri di Balai Bahasa Bali, Kamis (9/5).
Hal senada juga disampaikan Oka Rusmini yang menjadi juri kategori yang sama. Menurut Oka Rusmini, tokoh-tokoh dalam teks maupun gambar memang tampak kurang kuat karakternya. “Hal ini tampaknya dikarenakan kecenderungan peserta yang membuat ilustrasi menggunakan komputer,” kata Oka Rusmini.
Namun, di tengah berbagai kelemahan itu, kreativitas peserta patut diapresiasi. Meskipun masih cenderung biasa, keragaman tema cerita cukup terasa. Sayembara ini, menurut juri lainnya, I Wayan Artika, memberikan optimisme mengenai kreativitas penggarapan bahan bacaan untuk anak-anak di Bali.
Para Pemenang
Dewan juri kategori pramembaca, yakni IBW Widiasa Keniten, Ni Putu Citra Sasmita, dan Nuryana Asmaudi S.A., memutuskan dua naskah sebagai pemenang: “Biji Bunga” karya Ade Asih Susiari Tantri (Buleleng) dengan nilai 244,4 dan cerita berjudul “Rumahku” yang ditulis oleh I Gusti Made Dwi Guna (Denpasar) dengan nilai 240. I Gusti Made Dwi Guna, pernah juga memenangkan Sayembara Penyediaan Bahan Bacaan Litreasi Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (sekarang Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan) tahun 2017 lalu.

Untuk kategori membaca dini, dewan juri yang terdiri atas Ida Ayu Oka Rusmini, Ketut Syahruwardi Abbas, dan I Made Sujaya memutuskan dua pemenang, yaitu “Si Ana Memerangi Sampah Plastik” yang ditulis oleh Ketut Agus Sarjana Putra (Karangasem) dengan nilai 860 dan “Ulat si Gembul” karya Luh Eka Susanti (Tabanan) dengan nilai 806. 

Sementara untuk kategori membaca awal, dewan juri yang terdiri atas I Wayan Artika, Wayan Jengki Sunarta, dan Made Adnyana Ole menetapkan dua buku terpilih, yaitu “Mumu dan Kupu-kupu Merah” karya Atrari Senudinari (Denpasar) dengan nilai 232 dan “Liburan di Desa Budakeling” karya I Ketut Sandiyasa (Karangasem) dengan nilai 188. I Ketut Sandiyasa pernah memenangi sayembara yang sama tahun 2018 lalu yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Bali.

Para pemenang masing-masing kategori berhak mendapatkan hadiah, berupa uang tunai 7.5 juta rupiah, piagam, dan trofi. Naskah buku para pemenang akan diterbitkan setelah melalui revisi dan pertimbangan akhir oleh Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan.
Kepala Kepala Balai Bahasa Bali, Toha Machsum menjelaskan sayembara ini sebagai upaya mengembangkan budaya literasi nasional. “Hasil bahan bacaan sudah ditetapkan temanya, yaitu bertema lanskap dan perubahan sosial masyarakat perdesaan dan perkotaan, kekayaan bahasa daerah, pelajaran penting dari tokoh-tokoh Indonesia, kuliner Indonesia, dan arsitektur tradisional Indonesia,” tambahnya.
Balai Bahasa Bali sebagai UPT Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, akan menjadi perpanjangan tangan kegiatan literasi akan menyusun kegiatan tahun depan sebagai upaya pembinaan penulis-penulis bahan bacaan literasi di Bali. Misalnya, pertemuan penulis bahan bacaan literasi Provinsi Bali.
Sayembara diikuti para penulis dari seluruh Bali. Naskah yang masuk dan lolos syarat administrasi, yakni delapan naskah untuk kategori pramembaca, 13 naskah untuk kategori membaca dini, dan empat belas naskah untuk kategori membaca awal. (b.)
Pemenang Sayembara Penulisan
Bahan Bacaan Literasi Balai Bahasa Bali
Kategori
Judul Naskah
Penulis
Nilai
Pramembaca
Biji Bunga
Ade Asih Susiari (Tabanan)
244,4
Rumahku
I Gusti Made Dwi Guna (Denpasar)
240
Membaca Dini
Si Ana Memerangi Sampah Plastik
Ketut Agus Sarjana Putra (Karangasem)
860
Ulat si Gembul
Luh Eka Susanti (Tabanan)
802
Membaca Awal
Mumu dan Kupu-kupu Merah
Atrari Senudinari (Denpasar)
232
Liburan di Desa Budakeling
I Ketut Sandiyasa
188

Teks dan foto: Sujaya

http://feeds.feedburner.com/balisaja/pHqI
Artikel ini telah dibaca 35 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Tunduk Pada Pararem, LPD Kedonganan Terapkan Laporan Keuangan Adat

26 Februari 2024 - 15:18 WITA

Bebantenan, Cara Manusia Bali Menjaga Alam Semesta

23 Februari 2024 - 23:22 WITA

SMAN 1 Ubud dan SMAN 2 Semarapura Juarai Lomba Bulan Bahasa Bali di UPMI Bali

17 Februari 2024 - 18:57 WITA

Bulan Bahasa Bali VI Jalan Terus, Tapi di Hari Coblosan “Prai” Sejenak

2 Januari 2024 - 22:14 WITA

Lewat Film “Home”, Sinematografer Bali Raih Nominasi Emmy Awards

15 Desember 2023 - 22:14 WITA

Gairah Berbahasa Bali Mesti Diikuti Pemahaman Mengenai “Anggah-ungguh Basa”

10 Desember 2023 - 22:32 WITA

Trending di Bali Jani