Wayan Jengki Sunarta Luncurkan Buku Kumpulan Puisi "Petualang Sabang" Kota Sabang menyalakan puisi dalam hatiku cahaya...
Wayan Jengki Sunarta Luncurkan Buku Kumpulan Puisi "Petualang Sabang"
Kota Sabang
menyalakan
puisi
dalam
hatiku
cahayanya
serupa
kerlip
redup pelita
Bait itu petikan puisi “Kota Sabang” karya Wayan
Jengki Sunarta. Puisi “Kota Sabang” menjadi satu dari 50 sajak dalam buku
kumpulan puisi Petualang Sabang karya
Jengki yang diluncurkan Jumat (12/10) malam di Jati Jagat Kampung Puisi (JKP)
Bali, Renon, Denpasar. Peluncuran buku terbitan Pustaka Ekspresi Tabanan itu
dimeriahkan dengan pembacaan puisi serta penampilan musik-puisi sejumlah
komunitas sastra di Denpasar, di antaranya Teater Cakrawala dan Teater Tahta.
Petualang
Sabang
menjadi buku kumpulan puisi tunggal ke enam karya Jengki. Tahun 2016 dia
merilis kumpulan puisi Montase. Buku
kumpulan puisi tunggal pertama karya Jengki berjudul Pada Lingkar Putingmu terbit tahun 2005.
“Jengki merupakan penyair Bali yang paling banyak
menerbitkan buku kumpulan puisi,” kata Herry Windi Anggara yang tampil
membawakan puisi karya Jengki dalam garapan musik-puisi.
Jengki mengungkapkan sajak-sajaknya dalam Petualang Sabang sebagian besar
ditulisnya selama berpetualang di Sabang pada Oktober—November 2016. Kehadiran
Jengki di Sabang berkaitan dengan program residensi Sastrawan Berkarya dari
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia.
“Setelah pulang ke Bali, puisi-puisi tersebut
saya edit kembali, dan baru pada 2018 bisa diwujudkan menjadi sebuah buku
utuh,” kata Jengki.
Jengki menyebut puisi-puisinya dalam buku Petualang Sabang lebih bersifat impresi,
memaparkan suasana, kesan, atau gambaran tempat-tempat yang dikunjungi dan
hal-hal yang menarik perhatiannya. “Selain itu juga menggambarkan perasaan saya
selama berada di Sabang,” imbuh penyair kelahiran 22 Juni 1975.
Memang, hampir semua sajak dalam Petualang Sabang merupakan sajak-sajak
lanskap yang menggambarkan tempat-tempat di wilayah Sabang, kota di ujung barat
Indonesia. Namun, Jengki tak hanya mencatat tempat, tetapi juga memberinya
sentuhan perasaan dan sudut pandang. Jengki melakukan dialog lintas budaya
melalui puisi. Petualang Sabang menjadi potret Sabang dari sudut pandang
Jengki, penyair Indonesia yang berlatar belakang etnis Bali.
“Selama di Sabang, saya berinteraksi dengan
kehidupan masyarakat setempat, alam, dan budayanya. Saya mendapatkan banyak
pengalaman menarik, yang kemudian saya ramu menjadi puisi-puisi sederhana,”
beber peraih Krakatau Award 2002 ini. (jay)
COMMENTS