Desa
Pakraman Kusamba, Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung menggelar Karya
Mamungkah, Tawur Labuh Gentuh, Pedanan lan Ngenteg Linggih di Pura Puseh lan
Bale Agung. Puncak karya dilaksanakan
bertepatan dengan pujawali di Pura
Puseh lan Bale Agung pada Buda Wage Ukir, Rabu (4/4) mendatang. Kamis (29/3)
hari ini dilaksanakan tawur lebuh gentuh,
mendem padagingan, mlaspas agung, masupati pralingga, caru
manca sanak madurga di Bale Agung dan caru
manca sata di Nista Mandala yang rencananya dihadiri Gubernur Bali, Ketua
DPRD Bali, Bupati Klungkung, Ketua DPRD Klungkung dan undangan lain.
![]() |
Krama Desa Pakraman Kusamba ngayah mempersiapkan beragam sarana upacara serangkaian Karya Mamungkah, Tawur Lebuh Gentuh, Pedanan lan Ngenteg Linggih di Pura Puseh-Bale Agung setempat. |
Bendesa
Desa Pakraman Kusamba, AA Gede Raka Swastika menjelaskan karya mamungkah ini dilaksanakan karena upacara sejenis sudah
dilaksanakan 25 tahun lalu. Sesuai petunjuk sastra agama Hindu, dalam rentang
waktu 25 tahun, di sebuah pura atau parahyangan mesti dilaksanakan kembali karya mamungkah ngenteg linggih. Karya mamungkah di Pura Puseh lan Bale
Agung terakhir dilaksanakan tahun 1993.
![]() |
AA Gede Raka Swastika |
“Selain
itu, palemahan pura juga diperluas ke utara sekitar tiga meter dan sejumlah palinggih juga baru selesai diperbaiki
sehingga kini saatnya melaksanakan karya,”
beber Raka Swastika.
Ketua
Panitia Karya, I Nengah Sumarnaya menjelaskan anggaran karya senilai Rp 1,5 miliar bersumber dari swadaya krama berupa urunan 978 krama adat serta
sumber-sumber pendanaan lain, seperti keuntungan LPD Desa Pakraman Kusamba
senilai Rp 180 juta, bantuan keuangan khusus (BKK) dari Pemerintah Kabupaten
Klungkung Rp 15 juta, BKK dari Pemerintah Provinsi Bali Rp 225 juta serta punia dari krama adat Rp 102 juta.
“Yang
membanggakan, wewalungan (hewan
upacara), sejumlah sarana upakara
juga berasal dari punia krama. Ini menunjukkan tingginya partisipasi krama,” kata Sumarnaya seraya
menyampaikan terima kasih atas partisipasi dan ayah-ayahan krama adat lanang
lan istri, termasuk sekaa teruna (ST) serta dukungan berbagai pihak
terkait.
![]() |
I Nengah Sumarnaya |
Raka
Swastika dan Sumarnaya berharap seluruh rangkaian karya berjalan lancar sesuai harapan seluruh krama. Karena itu,
keduanya mengajak seluruh krama Desa
Pakraman Kusamba melaksanakan yasa kerti
dalam wujud ayah-ayahan, upacara
serta menjaga perilaku yang baik dan suci selama karya berlangsung.
Rangkaian
upacara karya sudah dimulai 1 Januari
2018 lalu yang ditandai dengan mlaspas
alit palinggih dan majaya-jaya panitia karya dengan yajamana karya
Ida Pedanda Gde Putra Tembau dari Gria Aan, Klungkung. Prosesi tawur lebuh gentuh, Kamis (29/3) hari
ini di-puput tiga sulinggih. Jumat (30/3) dilaksanakan
prosesi nuur tirtha kahyangan jagat
dan Gunung Semeru. Pada Senin (1/4) dilanjutkan dengan melasti ke segara serta Ida Batara mamasar. Selasa (3/4) digelar mapepada
karya. Puncak karya pada Rabu
(4/4) mendatang di-puput enam sulinggih. Ida Batara masineb pada Redite Kliwon wuku Tolu, Minggu (15/4) mendatang.
Rangkaian upacara karya diakhiri
dengan maajar-ajar ke Pura Goa Lawah
pada Buda Pon wuku Tolu, Rabu (18/4)
mendatang. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar