Guru-guru di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) penting menempa kemampuan mendongeng atau masatua Bali. Pasalnya, guru-guru PAUD it...
Guru-guru
di jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD) penting menempa kemampuan
mendongeng atau masatua Bali.
Pasalnya, guru-guru PAUD itu berhadapan dengan anak-anak yang sedang menjalani
proses tumbuh kembang. Di sisi lain, kebiasaan mendongeng sudah semakin
ditinggalkan kalangan orangtu. Terlebih lagi ketika televisi dan internet
begitu kuat pengaruhnya. Padahal, mendongeng bermanfaat untuk menumbuhkan kecerdasan
linguistik, kreativitas dan kepekaan anak-anak. Itu sebabnya, Balai Bahasa Bali
menggelar lomba mendongeng (masatua)
Bali bagi guru pendidikan anak usia dini (PAUD) se-Kota Denpasar bertepatan
dengan peringatan hari Bahasa Ibu Internasional, Rabu (21/2) di aula Balai
Bahasa Bali, Denpasar.
Para pemenang lomba Guru PAUD Mendongeng Bali berpose bersama juri dan panitia. |
Ketua
Panitia, Ni Putu Ekatini Negari menjelaskan para peserta mengangkat cerita
rakyat Bali yang mengandung kearifan lokal dan dapat berdampak positif bagi
pembentukan karakter bangsa. “Guru-guru PAUD yang setiap hari berhadapan dengan
anak-anak penting menempa kemampuan mendongeng,” kata Ekatini Negari.
Kepala
Subbagian Tata Usaha Balai Bahasa Bali, Mashuri dalam sambutannya mengungkapkan
ada beberapa manfaat mendongeng bagi anak, antara lain anak mengenal kosakata
baru dan kemampuan berbahasanya meningkat, anak mampu menyimak cerita dan
berani bertanya, anak memiliki daya imajinasi dan kreativitas yang tinggi, anak
memiliki nilai moral, budaya dan karakter yang baik, dan anak memiliki
kemampuan emosi yang terjaga dan mempererat ikatan emosi dengan orang tua. Lomba
mendongeng, kata Mashuri, bertujuan menumbuhkembangkan sikap positif dan rasa
cinta terhadap bahasa ibu, mendorong minat guru PAUD untuk masatua Bali kepada anak didik, dan mengembangkan potensi guru PAUD
dalam masatua Bali sesuai dengan karakteristik anak didik.
Dewan
juri yang terdiri atas Made Taro, AA Sagung Mas Ruscita Dewi, dan I Made Merta
menetapkan Ni Made Ayu Sari (TK Hainan, Denpasar Selatan) sebagai pemenang I. Pemenang
II, Ni Wayan Candrawati (TK Lumbung Sari, Denpasar Utara); pemenang III, Ni
Made Mestriani (PAUD
Dyatmika, Denpasar Timur); pemenang harapan I, AA Made Ardani (PAUD Publik
School, Denpasar); pemenang harapan II, Ni Ketut Anggreni (TK Kumara Sari,
Denpasar Selatan), dan pemenang harapan III, Ni Wayan Madri (TK Kumara Eka
Santhi, Denpasar Barat). Tiap pemenang mendapatkan uang pembinaan dan piagam
penghargaan. Pemenang I mendapat Rp 2 juta, pemenang II Rp 1.5 juta, pemenang III
Rp 1 juta dan pemenang harapan I, I, III mendapat Rp 750 ribu. Penyerahan
hadiah akan dilaksanakan pada bulan Juni 2018 bertepatan dengan peringatan HUT
ke-71 Balai Bahasa Bali. (jay)
COMMENTS