Setelah tahun
lalu mengusung tema air (Ulun Danu), tahun ini Pesta Kesenian Bali (PKB)
mengangkat tema Api. Teja Dharmaning Kauiripan,
api spirit kehidupan menjadi tema resmi PKB 2018. adalah tema Pesta Kesenian
Bali (PKB) tahun ke-40 tahun 2018. Untuk lebih membumikan tema ini, Dinas Kebudayaan
Provinsi Bali memaparkan rencana pelaksanaan PKB 2018 kepada para seniman di
sembilan kabupaten/kota di Bali.
Kepala Dinas
Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha mengatakan sosialisasi kepada
seniman bertujuan agar ada pemahaman tema yang nanti dituangkan pada setiap garapan
atau karya seni. "Sosialisasi kami lakukan kepada para penggarap seni,
pembina seni, dan perwakilan sekaa-sekaa (kelompok) seni, supaya ada pemahaman
persepsi tentang tema yang diangkat," kata Beratha, di Denpasar, Selasa
(30/1).
Tema PKB 2018,
lanjut Dewa Beratha, tidak hanya tertuang dalam garapan seni, namun juga diharapkan
dapat menambah pemahaman masyarakat terkait nilai-nilai pendidikan dalam PKB.
"PKB yang tahun ini digelar untuk ke-40 kalinya, tentu dari segi seni
ditujukan sebagai wahana untuk pelestarian, pengembangan dan pembinaan seni,
serta pencitaan seni baru. Namun, patut diingat, dari PKB sekaligus kami
harapkan agar bisa memberikan proses pencerahan dan pendidikan masyarakat lewat
garapan maupun tarian," ucapnya usai menggelar sosialisasi ke Kabupaten
Bangli dan Gianyar.
Dewa Beratha
mengemukakan, sesungguhnya tema PKB pemaknaannya dapat dilihat dari dua aspek, yakni
secara sekala (fisik) maupun niskala (rohani). "Secara
sekala, kehidupan masyarakat tentu
sangat tergantung dengan api, seperti api yang digunakan untuk memasak, maupun
api dalam artian energi sebagai sumber lisrik," ujarnya.
Sedangkan dari
sisi niskala (rohani), api hendaknya
dimaknai agar manusia bisa mengendalikan api atau energi dalam dirinya. Menurut
dia, api dalam diri jika tidak bisa dikendalikan, maka akan menjadi pemicu
kemarahan. Sebaliknya, kalau dapat dikendalikan (dengan menghidupkan cakra
dalam diri) maka bisa menimbulkan kekuatan kepada manusia.
"Selain
itu, semua upacara keagamaan Hindu di Bali juga tidak bisa dilepaskan dari
simbol api. Pemuliaan api juga telah tertuang dalam pelbagai cerita
Hindu," ucapnya.
Berkaca dari
pelaksanaan PKB tahun-tahun sebelumnya, Dewa Beratha tidak menginginkan sampai
terjadi tema PKB hanya sekadar ditempel pada akhir cerita garapan. "Tema
PKB mesti betul-betul bisa diimplementasikan penggarap dalam bentuk tetabuhan,
maupun tarian, serta mengangkat cerita dari sastra Bali yang berkaitan dengan
api. Dengan demikian, penggarap bisa menyampaikan pesan bagaimana manfaat api
dan cara manusia memuliakan api," katanya.
Setelah
menuntaskan sosialisasi tema PKB yang dimulai dari 18-30 Januari 2018, akan ada
tindak lanjut tim dari Pemprov Bali dalam bentuk pembinaan teknis implementasi
tema ke dalam garapan. PKB 2018 sendiri akan dimulai pada 16 Juni mendatang di
Taman Budaya Denpasar.
"Kami
rasa waktu enam bulan ini cukup untuk mempersiapkan garapan yang akan ditampilkan
di PKB. Apalagi semua persiapan dari sisi draf
program maupun masing-masing materi kesenian untuk PKB 2018 telah dirampungkan
pada akhir 2017," ujar Dewa Beratha. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar