Di Desa Adat Tenganan Pagringsingan, Bali, setiap hari dilaksanakan sangkepan (rapat desa). Ada lima jenis rapat desa yang digelar desa ini. Apa saja itu?
Dalam adat Bali, sangkepan menjadi suatu hal yang lazim digelar di desa-desa adat atau banjar-banjar adat di
Bali. Sangkepan merupakan forum pengambilan
keputusan secara kolektif. Umumnya, sangkepan
di desa-desa adat di Bali dilaksanakan sebulan sekali. Biasanya dipilih hari-hari suci
tertentu seperti Anggarakasih, Buda Kliwon dan sejenisnya.
Di Desa Adat
Tenganan Pegringsingan pun sangkepan
memiliki fungsi yang sama. Namun, di desa yang dikenal sebagai pewaris
kebudayaan Bali Aga ini, pelaksanaan sangkepan
terbilang khas. Betapa tidak, tiap malam digelar sangkepan di Bale Agung. Nyaris tiada hari tanpa sangkepan di Tenganan Pagringsingan.
Sangkepan tiap malam itu
namanya sangkepan melebang saya. Sangkepan
ini diikuti oleh para kelihan
yang berjumlah enam orang. Tempatnya di Bale Agung dan dihadiri penyarikan serta saya.
Sangkepan melebang saya ini dilaksanakan sekitar pukul
21.00. Dalam sangkepan ini biasanya
dibahas perkembangan yang terjadi sepanjang hari dan merencanakan kegiatan
berikutnya.
Masyarakat
Tenganan Pegringsingan sendiri memiliki beberapa jenis sangkepan. Selain sangkepan
melebang saya, ada juga sangkepan
patipanten, sangkepan pausabayan,
sangkepan metambun atau marebut takon dan sangkepan megadai takon.
Sangkepan patipanten sebutan untuk sangkepan yang diadakan
sebulan sekali. Waktu pelaksanaan sangkepan
patipanten jatuh pada tanggal 1 menurut perhitungan kalender Tenganan
Pegringsingan. Sangkepan ini diikuti
seluruh krama desa. Yang dibahsa dalam sangkepan ini yakni penyelesaian
pekerjaan bulan lalu dan merencanakan kegiatan bulan yang akan datang.
Dalam sangkepan patipanten, prajuru desa adat menyampaikan
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas-tugas serta pergantian penyarikan dan saya arah. Setelah acara pokok selesai, acara lainnya adalah
perencanaan acara adat pada bulan berikutnya. Bila ada seseorang yang baru
masuk sebagai anggota krama desa,
pada kesempatan itu didaftar sebagai anggota krama desa termuda yang disebut pengeluduan.
Sangkepan patipanten ini bisa
disejajarkan dengan sangkepan bulanan
yang digelar di desa-desa adat lainnya di Bali .
Sangkepan pausabayan
dilaksanakan setiap menjelang pelaksanaan upacara keagamaan. Sangkepan ini biasanya dihadiri krama desa menurut kepentingan upacara
yang akan dilaksanakan, baik krama desa
luh, krama desa muani, keliang gumi atau gumi pulangan.
Jika di desa
timbul persoalan-persoalan rumit, maka diselesaikan lewat sangkepan metambun atau marebut
takon. Sangkepan ini diadakan
bila diperlukan dan tempatnya pun disesuaikan dengan keperluan.
Sangkepan metambun atau marebut takon biasanya dihadiri krama desa dan krama gumi. Masalah-masalah rumit yang memerlukan
pertimbangan-pertimbangan khusus dari krama
dibahas dalam sangkepan ini.
Sangkepan penting lainnya
di Tenganan Pegringsingan yakni sangkepan
megadai takon. Sangkepan ini
khusus membahas penolakan atau perlawanan terhadap pihak-pihak yang berperkara
atau membahas hak keberatan yang diajukan oleh warga yang terkena putusan adat. (b.)
COMMENTS