Anak muda ini memang suka balapan. Tapi, karena hobinya itu, dia bisa mengharumkan nama Bali di kancah nasional. Inilah sosoknya.
Anak-anak muda yang suka balapan identik dengan ugal-ugalan.
Namun, I Gede Arya Kurniawan, pemuda Pecatu kelahiran 28 Mei 1984 mampu menepis
pandangan buruk itu. Kesukaannya pada aksi balapan motor di jalan justru
mengantarnya meraih prestasi hingga mengharumkan nama Pecatu dan Bali di ajang
balap motor nasional.
Momentum yang paling berkesan bagi Arya tiada lain tatkala
dirinya meraih Juara I Nasional Indoprix 2014. “Mencapai posisi puncak di ajang
ini sangat sulit karena harus menghadapi para rider terbaik dari masing-masing provinsi. Sejak ikut ajang ini
pada tahun 2011, saya hanya mampu meraih posisi juara II. Tahun 2014, saya
berhasil mewujudkan mimpi mencapai puncak,” kata Arya dengan bangga.
Sebelumnya, Arya sudah mengoleksi berbagai prestasi dalam
ajang balap motor, baik di tingkat lokal, regional maupun nasional. Di tingkat
lokal, Arya meraih medali emas dalam ajang Pekan Olah Raga Provinsi (Proprov)
Bali 211 dan 2013. Di tingkat regional, Arya juga meraih Kejurnal Region III
2004—2008. Di ajang PON 2008 di Kalimantan Timur (Kaltim), Arya meraih medali
perak dan perunggu.
Segudang prestasi itu tidak diraih Arya dengan mudah, tapi
dengan kerja keras dan disiplin. Warga Banjar Dinas Tengah Pecatu ini terbilang
tidak mudah menyerah.
“Moto hidup saya memang begitu. Jangan pantang menyerah.
Lakukan pekerjaan dengan serius dan disiplin,” kata Arya yang mengidolakan
pebalap, Valentino Rossi.
Selama ini, orang memandang miring hobi balap motor. Arya yang
biasa dipanggil Ucil ini menampik keras hal itu. Menurutnya, jika ditekuni
dengan serius, hobi balap motor bisa menjadi pekerjaan dan mewakili daerah
dalam ajang kompetisi tingkat nasional bahkan internasional.
Arya mulai tertarik dengan dunia balap motor saat duduk di
bangku kelas III SMP. Namun, sejak kecil, Arya sudah sering diajak menyaksikan
pertandingan balap motor oleh ayahnya, I Nyoman Suandika.
Kendati begitu, sang ayah sempat tidak mendukung keinginan
Arya terjun ke dunia balap motor. Namun, Arya berhasil meluluhkan hati ayahnya
setelah mampu menunjukkan prestasi dalam ajang kompetisi balap motor. Ibunya,
Ni Nyoman Kawi serta keluarganya yang lain juga memberikan dukungan.
Karena itu, Arya tetap tampil di berbagai ajang balap motor
sembari mengelola usaha jasa transportasi pribadi untuk menyambung kehidupan
sehari-hari. Dia masih menyimpan harapan bisa tampil dalam ajang kejuaraan
balap yang lebih bergengsi.
________________________________
Penulis: Ketut Jagra
Foto: Istimewa
Penyunting: I Made Sujaya
KOMENTAR