Pernah berkunjung ke Pantai Seminyak? Bagaimanakah asal-usul nama Seminyak? Berikut ceritanya.
Pantai Seminyak (Sumber foto: www.wikitravel.org) |
Seminyak kini
tersohor sebagai salah atau tempat wisata pilihan wisatawan, baik asing maupun domestik.
Di internet, nama Seminyak
belakangan makin berkibar. Di laman mesin pencari Google, kata kunci “seminyak”
tercatat di 12.300.000 laman. Angka ini melampaui kata kunci “legian” yang
mencatat angka 7.260.000. Meski belum bisa menyamai kata kunci “kuta” yang
mencapai 30.000.000, pencapaian Seminyak yang terletak di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung ini merupakan
prestasi tersendiri. Pasalnya, Seminyak relatif belakangan berkembang sebagai
destinasi wisata tinimbang Legian.
Kendati makin tenar sebagai objek wisata, banyak yang tak
tahu asal-usul nama Seminyak. Hingga
kini, ada dua versi mengenai cikal bakal nama Seminyak.
Versi pertama berhubungan dengan
Raja Pemecutan yang menguasai wilayah Badung, termasuk Seminyak. Diceritakan,
pada masa lalu salah seorang sameton
(saudara) Raja Pemecutan diutus untuk membuka lahan yang msih berupa hutan di
kawasan Legian hingga Seminyak
sekarang. Di sinilah dia mendirikan sebuah jero
(rumah).
Oleh raja, dia diberikan panjak (rakyat pengikut) yang berasal
dari Desa Padangsumbu. Hingga kini, tutur Mara, masih ada ikatan pasawitran (persaudaraan) yang rekat
antara warga Seminyak dengan Padangsumbu. “Bila di Padangsumbu ada kematian,
kami datang ke sana. Begitu juga sebaliknya, di Seminyak ada kematian, mereka
datang ke sini,” tutur tokoh masyarakat
Seminyak, I Wayan Mara.
Lantas, bagaimana sampai muncul nama
Seminyak? Konon, menurut versi ini, Seminyak berasal dari dua akar kata yakni sami (semua) dan nyak (mau). Waktu membuka lahan atau pun membangun jero, para pengikut sang keluarga raja
atau pun penduduk lainnya tak ada yang tungkas
(membantah atau menentang), semua tunduk, semua mau mengikuti perintah.
Cerita versi kedua berkaitan
dengan Pura Camplung Tanduk di Pantai Seminyak. Diceritakan, pada saat
berada di Pura Petitenget, Danghyang Nirartha yang menjadi pendeta
Kerajaan Gelgel mengutus pengawalnya
bernama Kebo Ijo berlayar menuju selatan. Sampai di Pantai Seminyak, tiba-tiba
Kejo Ijo memiliki tanduk. Karena itulah kemudian dibuatkan sebuah palinggih yang lama-kelamaan menjadi Pura Camplung Tanduk. Dikenal dengan
nama seperti itu karena di areal pura yang kini di-among (menjadi penanggung jawab) Jero Seminyak itu tumbuh pohon camplung. Uniknya, hanya di areal
pura pohon itu bisa tumbuh, sedangkan di lain tempat bahkan di luar areal pura
tidak bisa.
“Buah camplung di sana memang
bentuknya menyerupai tanduk. Minyak dari buah camplung itulah sering dipakai apun (urut) atau pun obat. Karena buah
camplungnya bisa digunakan minyak itulah lantas dikenal nama Seminyak,” imbuh
Mara.
Lantas, versi mana yang benar?
Tidak mudah menyimpulkan mana yang benar. Warga Seminyak sendiri menerima
keragaman versi itu sebagai sebuah kekayaan tradisi lisan. Desa yang memiliki
keragaman versi cerita asal-usul bukan hanya Seminyak, tapi juga banyak desa
lain.
Luas wilayah Seminyak tak lebih dari 2,06 km2 dengan jumlah penduduk sekitar
4.000 jiwa. Seperti halnya Kuta dan Legian, sebagian besar penduduknya
bergerak di sektor pariwisata. (b.)
__________________________
Penyunting: I MADE SUJAYA
Wah khayanya harus berkunjung juga kesana :) :)
BalasHapusKemudian, Desa Adat Seminyak digabung dengan Banjar Basangkasa, Desa Adat Kerobokan menjadi Kelurahan Seminyak
BalasHapus