Sepanjang rentang waktu hari raya
Galungan dan Kuningan, sangat mudah menemui kelompok anak-anak menari barong
keliling desa. Kegiatan ini dikenal dengan nama ngelawang. Tradisi ini bukan sekadar hiburan saat hari suci
Galungan, tetapi juga sebagai kesenian sakral untuk menyucikan dunia dan
mewujudkan perdamaian dan ketenteraman dunia.
Secara filosofis, ngelawang bertujuan menetralisir kekuatan bhuta agar menjelma kekuatan dewa. Barong merupakan simbol kekuatan dewa yang hendak menyucikan dunia.
(Mengenai wujud dan makna tradisi ngelawang, baca: Menjalin Persaudaraan dengan Ngelawang)
(Mengenai wujud dan makna tradisi ngelawang, baca: Menjalin Persaudaraan dengan Ngelawang)
Menurut dosen Institut Seni Indonesia
(ISI) Denpasar, Kadek Suartaya, makna ngelawang
sesungguhnya memang mewujudkan dunia yang aman, damai dan sejahtera. Seperti
disebutkan dalam lontar Siwa Tattwa, kata
Suartaya, lahirnya tradisi ngelawang
merupakan atas perintah Sang Hyang Siwa agar dunia kembali tenang, damai dan
sejahtera.
Diceritakan di zaman dulu, dunia
gonjang-ganjing, hancur berantakan. Setiap hari terjadi bencanan dan musibah.
Keadaan dunia seperti itu menyebabkan Sang Hyang Siwa bersedih. Sang Hyang Siwa
kemudian memikirkan cara untuk mengembalikan ketenangan dan kedamaian dunia.
Selanjutnya, Sang Hyang Siwa
mengutus para dewata turun ke dunia. Masing-masing dewa diberikan tugas sebagai
pragina (penari), penabuh, dalang dan
lainnya. Seluruh dewata itu kemudian menghibur manusia di dunia. Karena seluruh
umat manusia berbahagia lantaran suguhan kesenian para pragina, juru tabuh dan
dalang itu, dunia pun kembali tenang, dan damai.
“Ida Sang Hyang Siwa berhasil
menenangkan kembali dunia melalui jalan kesenian. Memang, kesenian sebagai
jalan untukmewujudkan kedamaian dan ketenangan dunia,” kata Kadek Suartaya.
Sejak saat itulah, setiap kali
Galungan dan Kuningan dilaksaakan tradisi ngelawang.
Saat ngelawang, barong sungsungan desa diarak keliling desa.
Harapannya agar Ida Batara Sesuhunan memberikan anugerahnya dan seisi desa bisa
tenang, damai dan sejahtera.
Ngelawang juga membawa pesan agar masyarakat Bali saling mengenal
lingkungannya lalu menjalin keakraban. Dengan berkeliling ke desa-desa
sekitarnya, praktis terbangun interaksi antarakelompok warga yang ngelawang dengan krama desa yang
dikunjungi.
Dari sinilah kemudian terbangun
komunikasi, membentuk hubungan yang harmonis. Antarkrama menjadi saling
mengenal, saling mengerti dan saling memahami. Dengan begitu, kesalahpahaman
bisa dicairkan dan konflik bisa dicegah. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar