Menu

Mode Gelap
Tunduk Pada Pararem, LPD Kedonganan Terapkan Laporan Keuangan Adat Bebantenan, Cara Manusia Bali Menjaga Alam Semesta SMAN 1 Ubud dan SMAN 2 Semarapura Juarai Lomba Bulan Bahasa Bali di UPMI Bali Bulan Bahasa Bali VI Jalan Terus, Tapi di Hari Coblosan “Prai” Sejenak Konservasi Pemikiran dan Budaya Melalui Gerakan Literasi Akar Rumput

Bali Pariwara · 19 Mei 2014 11:52 WITA ·

Tradisi Berbagi Daging Babi Jelang Galungan di Kedonganan


					Tradisi Berbagi Daging Babi Jelang Galungan di Kedonganan Perbesar

Teks dan Foto: I Made Sujaya
Krama Desa Adat Kedonganan sejak dua tahun terakhir memiliki tradisi baru menyambut hari raya Galungan. Difasilitasi LPD Desa Adat Kedonganan, krama desa ini berbagi daging babi (be celeng) gratis. 
Tiga hari menjelang hari Galungan, Senin (19/5) pagi, mereka menerima 3 kg daging babi gratis per kepala keluarga (KK). Tak cuma itu, mereka juga mendapat uang bumbu senilai Rp 50.000 per KK. Jumlah krama penerima daging babi dan uang bumbu sekitar 1.800 KK. Karena itu, daging babi yang dibagikan LPD Kedonganan mencapai sekitar 6 ton dan uang bumbu sekitar Rp 90 juta. Pembagian daging babi dilakukan secara serentak di jaba Pura Bale Agung Desa Adat Kedonganan. Krama penerima daging babi datang sejak pagi mengenakan pakaian adat madya.

Para kelian banjar menerima daging babi secara simbolis dari Kepala LPD Kedonganan, I Ketut Madra

Ini merupakan “hadiah” Galungan yang diberikan LPD Desa Adat Kedonganan kepada krama desa yang telah setia menjadi nasabah. Krama yang memiliki tabungan dengan saldo terendah Rp 200 ribu berhak mendapat “hadiah” Galungan ini. 
Bukan hanya krama desa, krama tamiu (penduduk pendatang beragama Hindu yang tinggal dan menjadi warga administratif di Kedonganan) juga ikut mendapat bagian daging babi dan uang bumbu ini. “Namun, mereka mesti memiliki tabungan di LPD Kedonganan dengan saldo terendah Rp 5 juta,” kata Wakil Kepala LPD Kedonganan, I Wayan Suriawan. 

Kepala LPD Desa Adat Kedonganan, program berbagi daging babi dan uang bumbu menjelang Galungan ini merupakan wujud lain dari tradisi mapatung. Selama ini, kata Madra, tradisi mapatung di Kedonganan semakin surut yang dipicu oleh larangan mengkonsumsi daging penyu. Dulu, masyarakat Kedonganan mapatung dengan bahan penyu. 
(Makna tradisi mapatung, baca artikel INI!)

“Begitu penyu dilarang, tradisi ini semakin luntur di Kedonganan. Selain itu, perkembangan zaman yang cenderung pragmatis juga menjadi penyebab tradisi ini kian menyusut,” kata Madra. 

Kini, melalui LPD, pihaknya ingin menghidupkan kembali tradisi mapatung itu dengan menggunakan bahan daging babi. Menurut Madra, meskipun tradisi mapatung kian surut, masyarakat Kedonganan masih menyimpan kerinduan untuk menghidupkan tradisi mapatung. “Melalui program ini, kami ingin memberi stimulus,” kata Madra. 

Hal senada juga dikemukakan mantan Bendesa Adat Kedonganan, I Ketut Mudra. Tradisi mapatung merupakan salah satu ikon perayaan Galungan, termasuk di Kedonganan. Tradisi ini juga kaya makna, terutama dalam membangun kebersamaan krama. 

“Orang mapatung tidak bisa sendiri, tetapi perlu bersama-sama. Karena itu, dibutuhkan kerja sama dan kebersamaan. Kalau sudah bersama-sama, tentu akan terbangun energi positif. Jadi, ini selaras dengan makna Penampahan Galungan yang menetralisir energi negatif agar menjadi energi negatif,” tandas Mudra. 
 Tokoh masyarakat Kedonganan lainnya, I Made Ritig, selain secara sosial, program berbagi daging babi yang dikembangkan LPD Kedonganan juga memiliki fungsi ekonomi. Pasalnya, program ini ikut mengembangkan ekonomi kerakyatan, terutama di bidang peternakan babi. “Kalau seluruh LPD di Bali bisa punya program serupa setiap Galungan, para peternak babi di Bali akan sangat terbantu. Bukan saja pasar sudah jelas tiap enam bulan, harga juga bisa dikontrol,” kata Ritig yang juga seorang pengacara.

Program berbagi daging babi gratis menjelang hari Galungan menjadi program rutin LPD Kedonganan sejak tahun 2012. Masyarakat Kedonganan terbilang antusias menyambut program ini. I Made Sukra, seorang krama Desa Adat Kedonganan mengaku sangat senang dan berterima kasih atas program ini. “Galungan tanpa mapatung terasa kurang afdol. LPD Kedonganan meringankan beban warga yang ingin mapatung saat Galungan,” kata Sukra. (b.)

http://feeds.feedburner.com/balisaja/pHqI
Artikel ini telah dibaca 36 kali

badge-check

Redaksi

Baca Lainnya

Keragaman Fantasi dalam Festofantasy HUT ke-39 SMA Paris

20 Agustus 2023 - 05:24 WITA

Edukasi Kesejahteraan Hewan, Ajak Anak-anak Kenali Zoonosis

18 Agustus 2023 - 22:44 WITA

MPLS di SMA Paris Klungkung, Siswa Baru Diajak Jauhi Perundungan

15 Juli 2023 - 11:47 WITA

Kolaborasi Pasraman Citta Dharma Santi dan LPD Kedonganan Gelar “Pangruwatan Sapuh Leger”

29 April 2023 - 19:01 WITA

Hujan Tangis Warnai Apel Puputan Klungkung SMA Paris

28 April 2023 - 23:30 WITA

SMA Paris, Pilihan Pas dengan 5 Plus 7 Keunggulan

15 April 2023 - 12:17 WITA

Trending di Bali Pariwara