International Festival of Balinese Language, Festival Internasional Bahasa Bali, Nyoman Gunarsa
Hari Ini, Festival Internasional
Bahasa Bali Dibuka
Teks: I Made Sujaya, Foto: www.nyomangunarsamuseum.com
Di tengah
keprihatinan banyak kalangan mengenai kian tersisihnya bahasa Bali, Museum
Nyoman Gunarsa Klungkung menggelar Festival Internasional Bahasa Bali atau The International Festival of Balinese
Language (IFBL). Festival bakal dibuka Gubernur Bali, I Made Mangku
Pastika hari ini, Jumat, 8 November 2013 dan berlangsung selama tiga pekan
hingga 30 November 2013 mendatang. Festival yang diobsesikan berkelas
internasional ini diniatkan menjadi panggung dunia bagi bahasa Bali.
Gunarsa menjelaskan
festival ini berawal dari keprihatinan tentang kondisi Bahasa Bali yang terus
tergerus di Bali. Bahkan kaum muda Bali belakangan ini sudah enggan untuk
mempergunakan bahasa Bali dalam pergaulan sehari hari. Dari keprihatinan itu,
Gunarsa mengajak beberapa pakar dan mereka yang peduli dengan perkembangan
Bahasa Bali, seperti Nengah Medera, Prof. Dr. Gusti Made Sutjaja dan I Gede
Nala Antara yang merupakan dosen di Fakultas Sastra Unud. Dari situlah lahir
ide menggelar IFBL.
Festival
dirancang bertaraf internasional. Itu sebabnya, festival melibatkan beberapa
Negara asing seperti Belanda, Australis, Prancis dan Italia. Kegiatan ini juga
akan lebih mengarah ke pasta rakyat dengan melakukan parade. Parade akan
dilakukan di jalan raya Banda di depan Meseum Gunarsa, Banjarangkan Klungkung.
kegiatan ini akan melibatkan 1000 undangan.
Menurut Koordinator
IFBL, Gede Nala Antara festival ini seluruhnya dipusatkan di
Nyoman Gunarsa Museum. Pembukaan IFBL akan diawali dengan kegiatan pawai krama,
pembukaan prasasti, pembukaan museum lukis kontemporer dan pembukaan pameran
seni lukis India, dilanjutkan dengan pertunjukan drama gong Bon Bali. Selain
itu, selama IFBL berlangsung juga akan digelar pameran Baligrafi, pameran taru
permana usada Bali, pertunjukan Arja RRI Bon Bali, lomba masatua Bali, pertunjukan
drama modern berbahasa Bali dari teater Undiksha, pesantian, pertunjukan genjek
Kusamba, hingga pertunjukan Bondres Sengap dkk. Selain itu, juga digelar digelar
sarasehan bahasa, aksara dan sastra Bali. (b.)
Bahasa Bali diprihatini tapi sebatas diprihatini. Kenyataannya orang yang memprihatini bahasa Bali tidak menggunakan bahasa Bali. Ini namanya ngajum-ngajum dogen.
BalasHapusJeg beneh ajan bli
BalasHapus