Teks
dan Foto: I Made Sujaya
Selain Nyepi pada penanggal apisan
Sasih Kadasa, masyarakat Desa Pakraman Kusamba, Klungkung juga memiliki tradisi
nyepi lokal yang diberi nama Nyepi Sagara. Ini penyepian yang dilaksanakan
khusus di pantai sepanjang wilayah Desa Kusamba. Pelaksanaannya tepat sehari
setelah ngusaba desa di Pura Segara
desa setempat. Ngusaba desa digelar pada Purnama Kalima, Minggu (17/11)
kemarin, dan Nyepi Sagara dilaksanakan Senin (18/11) hari ini.
Sepanjang hari, sejak pukul 06.00 hingga pukul 18.00, pantai
yang selalu sibuk dengan aktivitas masyarakat pesisir itu dihentikan sementara.
Seluruh nelayan libur selama sehari dan bersama krama desa yang lain menghadiri pesamuan
agung desa di wantilan Pura Sagara.
Tradisi ini berkaitan erat dengan pelaksanaan upacara Ngusaba
di Pura Segara yang jatuh saat Purnama Kalima. Saat itu dilaksanakan ritual ngaturang pakelem ke tengah laut.
Keesokan harinya barulah dilaksanakan Nyepi Sagara.
Kawasan yang disterilkan untuk pelaksanaan Nyepi Sagara tentu
saja hanya sebatas Pantai Kusamba, dari sungai Yeh Banges di sisi timur serta
Karang Dadi di sisi barat. Biasanya, pada kedua batas itu dipancangkan penjor.
Maksud pelaksanaan tradisi Nyepi Sagara ini sebagai bentuk
terima kasih atas segala berkah dan kesejahteraan yang telah diberikan Ida
Batara Baruna sebagai manifestasi Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam kekuatan
penguasa laut. Dengan menyepikannya, diharapkan laut bisa kembali menuju titik
keseimbangannya. Saat itulah orang diajak merenung, introspeksi sejauh mana
telah meminta kepada Batara Baruna.
Di samping itu, tradisi Nyepi Sagara boleh jadi sebagai
pembelajaran para tetua dulu agar manusia tidak hanya mengeruk kekayaan laut.
Upacara ngaturang pakelem yang
diikuti penyepian sagara merupakan
ritual simbolik yang mengingatkan agar manusia juga mengembalikan keharmonisan
ekosistem laut. Hanya dalam sepi, dalam hening, dalam tenang manusia bisa
merenung, menelisik diri betapa eksploitasi berlebihan bisa merusak ekosistem.
Tak jelas kapan sejatinya tradisi ini bermula. Warga setempat
menuturkan tradisi ini sudah diwarisi sejak lama.
Yang jelas, masyarakat di Klungkung khususnya sudah tahu
pelaksanaan tradisi Nyepi Sagara ini, terlebih lagi para nelayan dari Nusa
Penida, Pengalon dan sekitarnya. Bila Nyepi Sagara jatuh, nelayan-nelayan luar
itu tak akan berani melaut di sepanjang wilayah Desa Kusamba.
Kendati begitu, prajuru
Desa Pakraman Kusamba tetap saja menyampaikan pemberitahuan kepada khayalak
umum mengenai pelaksanaan tradisi ini. Pun, desa mengerahkan pecalang untuk
berjaga-jaga di sepanjang areal penyepian.
Dulu pernah terjadi Nyepi Sagara bertepatan dengan hari raya
Galungan. Biasanya, saat Galungan Pantai Kusamba ramai dikunjungi orang. Namun,
karena Nyepi Sagara, keramaian itu bisa ditunda sampai keesokan harinya.
Pelanggaran terhadap tradisi Nyepi Sagara akan dikenai sanksi
berupa denda. Namun, selama ini, belum pernah ada yang melanggar pelaksanaan
penyepian ini. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar