Teks dan Foto: I Made Sujaya
Sangatlah beruntung Bali , karena
tak cuma memiliki tradisi bahasa lisan, melainkan juga memiliki tradisi aksara.
Sungguh tidak banyak bahasa-bahasa di dunia yang memiliki tradisi aksara.
Bahasa-bahasa di bagian timur Indonesia
misalnya, lebih banyak tidak memiliki tradisi aksara.
Sangat beruntung pula Bali karena mewarisi tradisi perayaan hari aksara: hari Saraswati yang jatuh pada Sabtu, 10 Agustus 2013 hari ini. Saraswati kerap dimaknai sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Dalam konteks budaya Bali, ilmu pengetahuan berakar pada sastra, pada aksara. Kenyataannya, ritual hari raya Saraswati memuliakan aksara. Itu sebabnya, Saraswati belakangan dimaknai sebagai hari aksara ala Bali.
Mungkin, aksara Bali tidak akan sampai punah seperti yang dikhawatirkan banyak kalangan. Aksara Bali tetap akan hidup, karena para sulinggih, pemangku, pendeta, undagi, balian dan sastrawan tradisional tetap bergerak dari landasan aksara. Di tangan merekalah, ‘’penjaga kebudayaan’’, aksara Bali yang menjadi ‘’roh’’ kebudayaan Bali akan tetap terpelihara.
Hanya, kita akan senantiasa berhadapan dengan kenyatan aksara Bali tetap tumbuh di jalan sunyi. Lantaran aksara Bali masih saja tidak menarik bagi kebanyakan orang Bali . Padahal, mereka, manusia Bali , lahir, hidup dan akhirnya mati pun bersama aksara. Aksara di dalam diri. Hanya, tidak banyak yang menyadarinya.
Selamat hari suci Saraswati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar