Saat Sasih Kanem umumnya desa-desa di Bali Selatan menggelar upacara nangluk merana. Awam memahami upacara ini sebagai ritual untuk mengusir hama dan memohon anugerah Ida Ratu Gede Macaling, penguasa laut selatan yang berstana di Pura Penataran Ped, Nusa Penida, agar dijauhkan dari segala jenis penyakit.
Biasanya, upacara nangluk merana dilaksanakan saat Tilem Kanem yang saat ini jatuh pada Buda Pon wuku Medangkungan, Rabu, 16 Desember 2009 mendatang. Namun, ada juga yang memilih melaksanakan upacara nangluk merana Kajeng Klwion Enyitan atau Kajeng Kliwon Uwudan Sasih Kanem. Desa Adat Kuta , Badung biasanya memilih waktu Kajeng Kliwon Sasih Kanem untuk menggelar upacara nangluk merana.
Upacara nangluk merana umumnya dilaksanakan krama subak di seluruh Bali. Upacara dilaksanakan di pura-pura yang berstatus sebagai pura subak, terletak di tepi pantai. Karena itu pula, upacara nangluk merana biasanya terkonsentrasi di Puta Watu Klotok, Pura Masceti, Pura Erjeruk, Pura Petitenget, Pura Rambut Siwi, Pura Tanah Lot, dan pura-pura sejenisnya.
Di Kuta, saat upacara nangluk merana, seluruh pelawatan barong yang ada di tiap-tiap banjar, pura atau pun lainnya di Desa Adat Kuta tedun untuk diupacarai. Biasanya, saat itu dilaksanakan penyambeleh di hadapan pelawatan. Prosesi ini kerap diikuti dengan banyaknya orang yang kerawuhan.
Di Desa Adat Kuta sendiri terdapat sedikitnya tujuh buah pelawatan. Ketujuh pelawatan itu, pelawatan barong Banjar Pelasa, Banjar Pemamoran, Banjar Pande Mas, Banjar Tegal, Puri Satria Dalem Kaleran, Pura Lamun serta pelawatan ratu ayu Pura Tanjung Pikatan.
Selain dilaksanakan oleh krama desa adat, upacara ini juga dilaksanakan oleh seluruh pengusaha di Kuta yang memiliki tempat pemujaan Hindu. Desa adat bakal menyediakan tirtha serta kober caru ganapati.
Di Pura Petitengetm upacara nangluk merana dilaksanakan oleh Pemkab Badung bekerja sama dengan Desa Adat Kerobokan selaku pangamong Pura Petitenget. Upacara ini rutin dilaksanakan setiap tahun dan dihadiri umat Hindu dari Badung dan sekitarnya.
Namun, ritual nangluk merana semestinya dimaknai menyelusup jauh pada laku diri. Nangluk merana sebagai ritual menjaga keseimbangan alam semestinya ditindaklanjuti dengan laku diri secara nyata untuk menjaga lingkungan. Tak perlu yang berat-berat, mulailah dengan cara-cara teramat sederhana: jangan membuang sampah sembarangan, jaga kebersihan selokan, bersihkan sungai dan lainnya. Jika sudah begitu, tentu penyakit dengan sendirinya tak berani mendekat. Itulah anugerah paling nyata dari Ida Ratu Gde Mecaling. * Sujaya
http://feeds.feedburner.com/balisaja/pHqI