Virus
korona (coronaviruses) kini sedang
mengundang perhatian dunia. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina
ini sangat berbahaya karena bisa menyebabkan kematian. Hingga
Minggu (26/1) pagi, sebagaimana diberitakan cnnindonesia.com, Pemerintah Hubei,
Cina menginformasikan hampir 2.000 orang di negara itu terinfeksi virus ini dan 56
di antaranya meninggal dunia.
Secara
cepat, kasus virus korona pun mulai menyebar ke berbagai negara. Dalam situs peta online https://gisanddata.maps.arcgis.com/ yang menyajikan data perkembangan kasus persebaran virus korona menunjukkan hingga Sabtu (25/1) setidaknya ada 49 negara di dunia
yang terjangkit virus korona. Empat di antaranya merupakan tetangga dekat Indonesia, yakni Thailand (7 kasus), Malaysia (3 kasus), Singapura (3 kasus), Vietnam (2 kasus), dan Australia (4 kasus). Pemerintah Thailand bahkan
sudah bereaksi membatasi kunjungan wisatawan dari Cina untuk mencegah makin
buruknya penyebaran virus ini.
Indonesia
menetapkan status siaga 1 mengantisipasi penyebaran virus korona dari Cina,
tetapi hingga kini belum sampai mengambil tindakan pembatasan kunjungan
wisatawan dari Cina. Namun, pemeriksaan ketat dilakukan di bandara terhadap
para penumpang yang baru datang dari Cina.
Orang
Bali, terutama yang bergerak di sektor pariwisata pun mulai bertanya-tanya,
adakah virus korona ini akan membuat industri pariwisata Bali merana? Pasalnya,
wisatawan Cina berkontribusi besar terhadap tingkat kunjungan wisatawan asing
ke Bali.
Bali
memilih tidak membatasi jumlah kunjungan wisatawan Cina. Dalam keterangan pers
pada Kamis (23/1) lalu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, I Putu Astawa menyatakan
masih menyambut wisatawan dari Cina. Terlebih lagi akan ada Kintamani Chinese
Festival yang menceritakan tentang akulturasi budaya Bali dan Tiongkok pada 8
Februari 2020 mendatang.
Kendati
begitu, pihaknya tetap waspada dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh di
pintu kedatangan Bandara Ngurah Rai. Selain itu juga menurunkan personel untuk
memeriksa wisatawan yang dicurigai.
Belakangan,
Pemprov Bali melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menyediakan 5.000 tamiflu untuk
mencegah wabah virus korona. Obat antivirus itu disiapkan di Bandara, rumah
sakit hingga sekolah-sekolah.
Penyebaran
virus korona memang menjadi cobaan berat bagi industri pariwisata Bali. Pasalnya,
wisatawan Cina tergolong dominan di antara wisatawan mancanegara yang mengunjungi Bali. Sebagaimana data yang dirilis Bandara Internasional I
Gusti Ngurah Rai, Kamis (23/1) lalu, jumlah warga negara Cina yang mengunjungi
Bali melalui Bandara Ngurah Rai sepanjang tahun 2019 tercatat 1.196.497 orang.
Jumlah itu terhitung 26,9% dari total penumpang luar negeri yang turun di
Bandara Ngurah Rai. Memang, jumlah wisatawan Cina tergusur wisatawan Australia
yang mencapai 1.230.133 orang (27,7%), tetapi mereka masih menempati urutan ke
dua. Sejak beberapa tahun terakhir, wisatawan Cina berkontribusi besar terhadap
peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali.
Saat
ini tampaknya virus korona belum dirasakan dampaknya terhadap kunjungan
wisatawan Cina ke Bali. Seiring merebaknya virus ini, dampaknya mungkin baru
akan terasa beberapa minggu mendatang.
Industri
pariwisata Bali sebenarnya sudah sering diterpa isu kesehatan. Akhir tahun 1990,
di tengah kecamuk Perang Teluk, Bali pernah diterpa isu penyakit kolera yang
dialami wisatawan Jepang di Bali. Gara-gara isu itu, tingkat hunian hotel-hotel
di Bali melorot tajam dari 90% pada akhir Desember 1990 menjadi hanya 40% pada
awal Januari 1991.
Isu
kesehatan lain yang pernah menerpa pariwisata Bali, yakni virus SARS yang masih
satu keluarga dengan virus korona. Isu ini merebak tahun 2003, sesaat setelah
pariwisata Bali berangsur pulih pascatragedi Bom Bali 2002. Akhir tahun 2019
lalu, Bali juga dihantam isu sampah sehingga membuat Pulau Dewata ini masuk
daftar objek yang tak layak dikunjungi tahun 2020 versi website pariwisata asal Amerika Serikat bernama Fodor's Travel.
Meski
mendapat cobaan berbagai isu, kenyataannya pariwisata Bali tetap tumbuh. Bila
pun angka kunjungan turun, tak lama berselang kembali pulih. Bali pun kembali
menjadi destinasi wisata pilihan wisatawan dari berbagai negara. Akankah Bali kembali bisa menghadapi cobaan virus korona ini? (b.)
______________________________________
Teks: Sujaya
Foto: www.id.wikipedia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar