Kamis
(9/8) malam terasa begitu istimewa di panggung terbuka Kriya Mandala, Taman
Budaya-Art Center, Denpasar. Malam itu, para sastrawan Bali pesta puisi bersama
Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, Gubernur terpilih Bali, I Wayan Koster
serta sejumlah pejabat lain. Malam apresiasi sastra digelar serangkaian hari
jadi ke-60 Provinsi Bali. Yang membuat istimewa, para bagawan sastra di Bali
turut hadir, seperti Umbu Landu Paranggi, Abu Bakar dan Gusti Putu Bawa Samar
Gantang. Para penyair lain juga ikut hadir, di antaranya Warih Wicaksana, Made
Adnyana Ole, Mas Ruscita Dewi, Jengki Sunarta dan sejumlah penyair muda seperti
Heri Windi Anggara dari Komunitas Seni Sekali Pentas, Pande Jati dan Agung
Ocha.
Pusat
perhatian tentu saja tertuju kepada Umbu. Pengasuh halaman sastra Bali Post
Minggu ini tak hanya membaca sajak, tetapi juga melontarkan pertanyaan menarik
kepada Gubernur terpilih, Wayan Koster. "Bali daerah istimewa yang tidak
pernah disebut-sebut. Lain halnya DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan DI Aceh.
Bagaimana (Pusat) memperlakukan Bali," ucap Umbu setengah
bertanya.
Gubernur
Bali, Made Mangku Pastika bahkan sempat membacakan puisi yang ditulisnya
menjelang acara. Puisi itu berjudul “Perjalanan”. “Saya tulis ini tadi (Kamis--
red) sore. Sekitar 20 menit lamanya,” ungkap Gubernur Pastika sebelum
membacakan puisinya.
Tidak
hanya Gubernur Pastika, beberapa pejabat lainnya juga berkesempatan membaca
puisi di hadapan masyarakat dan pelajar SMA/SMK yang duduk lesehan menghadap
panggung. Beberapa di antaranya Sekda Provinsi Bali, Dewa Made Indra dan Kepala
Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Dewa Putu Beratha.
Tak
ketinggalan Gubernur terpilih I Wayan Koster juga turut ambil bagian. Dia
membawakan puisi “Kutitipkan Satu Hati” karya istrinya tercinta, Putri
Suastini. “Puisi ini karya istri saya sewaktu pacaran. Pacaran tahun 1998,
menikah Desember 1999,” kenang Koster usai membacakan puisi karya istrinya
itu.
Putri
Suastini pun tak ketinggalan menyumbang satu puisi. Dia yang selama ini juga
dikenal sebagai sastrawan dan pemain teater tampil menawan di atas panggung.
Puisi berjudul “Agustus” karya Yudistira AMM Masardi dia dibawakan dengan
semangat membara. Diiringi dengan musik modern, penampilannya pun menggugah
perhatian para kawula muda, begitu juga masyarakat yang menonton.
Putri
Suastini mengapresiasi langkah Pemprov Bali karena mengadakan malam apresiasi
sastra dengan menampilkan para penyair-penyair ternama. Menurutnya, Pemprov
Bali telah mendirikan tonggak apresiasi sastra modern. Dia berharap sastra
modern menjadi lebih berkembang di Pulau Dewata.
“Seni
sastra modern akan menjadi bagian dari kesenian Bali ke depan. Wahana sudah
ada, kita isi bersama untuk lebih majunya seni-budaya di Provinsi Bali,”
ujarnya. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar