SMP 3 Semarapura
dan SMA Pariwisata PGRI Dawan-Klungkung atau dikenal dengan sebutan SMA Paris
menjuarai lomba baca puisi untuk kategori SMP dan SMA yang digelar Dinas Sosial
Kabupaten Klungkung, Senin (7/11). Lomba yang dilaksanakan serangkaian ke-71
Hari Pahlawan dan peringatan ke-70 Hari Puputan Margarana itu diikuti 42 siswa
SMP dan SMA se-Kabupaten Klungkung.
Juara I untuk
kategori SMP disabet AAI Mayun Sastrika (SMP 3 Semarapura). Disusul Ni Putu
Risa Sasi Kirana W dan AA Martha Bimantara, keduanya siswa SMP 1 Semarapura,
masing-masing sebagai juara II dan III. Sementara harapan I dan II diraih Ni
Ketut Lidya Aulia (SMP 3 Semarapura) dan Ni Kadek Leni Cahyawati (SMP 3 Dawan).
Untuk kategori
SMA, juara I disabet Ni Kadek Wira Indah P (SMA Pariwisata PGRI Dawan
Klungkung). Juara II diraih Putu Ayu Wulandari (SMK Kesehatan Panca Atma Jaya
Klungkung). Disusul Edy Ana (SMA 2 Semarapura) sebagai juara II. Harapan I dan
II diboyong I Kadek Suteja (SMA Saraswati Klungkung) dan IA Manik M (SMA 1
Dawan).
Anggota tim
juri, I Made Sujaya menilai kemampuan membaca puisi para peserta di tingkat SMP
cenderung merata. Sebaliknya di tingkat SMA menunjukkan perbedaan tajam antara
satu sekolah dengan sekolah lain. Namun, kata Sujaya, secara umum, peserta
masih terjebak dalam gaya pembacaan lama yang monoton.
“Para peserta
perlu keberanian keluar dari gaya lama dalam membaca puisi. Jangan lagi
terjebak dengan pembacaan berirama yang terpola seperti dulu sehingga terasa
membosankan,” kata dosen Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP PGRI Bali
ini.
Ketua tim juri,
IBG Parwita juga mengamini penilaian Sujaya. Menurutnya, selain gaya monoton,
sebagian besar peserta juga keliru memahami aktivitas membaca puisi. Sebagian
besar peserta mencoba mewarnai setiap kata dan larik puisi yang dibaca dengan
aneka gerak dan ekspresi yang tak jarang dipaksakan. “Kesannya malah over atau
berlebihan,” kata Parwita.
Sementara
anggota tim juri, Dewa Gde Anom mencermati kemampuan artikulasi yang perlu
ditingkatkan. Sebagian peserta mengalami kasus salah baca teks puisi. Begitu
penafsiran terhadap puisi yang dibaca perlu lebih diperdalam sehingga saat
membaca, peserta mampu membantu penonton memahami makna puisi.
Kepala Dinas
Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Klungkung, IB Anom Adnyana
menjelaskan lomba baca puisi ini rutin digelar setiap tahun sebagai upaya
mensosialisasikan nilai-nilai kepahlawanan, nasionalisme dan kemanusiaan di
kalangan pelajar. Setiap sekolah mengirim dua orang peserta. Pihaknya berharap
lomba ini bisa memberi manfaat positif bagi siswa dan iklim pendidikan di
Kabupaten Klungkung. (b.)
Teks dan Foto: Jagadhita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar