Konservasi lontar melalui alih wahana dari daun
rontal ke media digital terus diupayakan Unit Pelaksana Teknik (UPT) Lontar,
Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana. Tahun 2016 ini, sebanyak 1.000
lembar lontar dari delapan judul lontar berhasil didigitalisasi.
Dekan FIB Unud, Ni Luh Putu Sutjiati
Berata menjelaskan delapan judul lontar yang berhasil didigitalisasi itu yakni Usana Bali miwah Jawa, Babad Brahmana Kemenuh, Pariagem Taman Bali, Kidung Tantri Pisacarana, Kakawin Ramayana, Sarasamuscaya, Tenung Sarwa
Gering dan Pawacakan.
Lontar-lontar yang didigitalisasi itu, kata Sutjiati Berata, karena didasari
pertimbangan kandungan nilai-nilainya dan pemanfaatannya di tengah-tengah
masyarakat.
![]() |
Hasil digitalisasi lontar UPT Lontar FIB Unud. (Sumber: www.fib.unud.ac.id) |
Format lontar digital itu sudah
diserahkan tim UPT Lontar FIB Unud kepada Sutjiati Berata pada 29 Agustus 2016
lalu. “Ini bagian dari kesungguhan kami di UPT Lontar FIB Unud untuk
menyelamatkan kekayaan naskah Bali dan Nusantara,” kata Sutjiati Berata.
Sutjiati Berata menambahkan,
pihaknya sudah melaporkan hasil digitalisasi lontar ini kepada Rektor Unud.
Menurut rencana, Rektor Unud bakal meluncurkan digitalisasi lontar ini saat
Dies Natalis Unud, 29 September 2016 mendatang.
Sutjiati yang guru besar ilmu
Linguistik ini menyatakan masih banyak lontar yang perlu didigitalisasi. UPT
Lontar FIB Unud, kata Sutjiati Berata, memiliki sekitar 800 judul lontar.
Lontar-lontar ini merupakan kekayaan peradaban batin Bali dan Nusantara.
Ditanya mengenai akses terhadap
lontar-lontar yang telah didigitalisasi itu, Sutjiati Berata mengatakan UPT
Lontar FIB Unud tentu tetap memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
mengaksesnya. Hanya memang, kata Sutjiati Berata, masyarakat yang ingin mengakses
tetap mesti mengikuti ketentuan yang ditetapkan.
Staf UPT Lontar FIB Unud, I Putu Eka
Guna Yasa dalam situs resmi FIB Unud (www.fib.unud.ac.id)
menjelaskan digitalisasi lontar ini melalui proses yang panjang. Digitalisasi
ini tidak bisa dilakukan serta merta, tetapi melalui tahapan-tahapan tertentu
sehingga menghasilkan gambar dengan kualitas baik. Pertama-tama, naskah lontar
dibersihkan menggunakan campuran alkohol dengan minyak sereh. Campuran itu berfungsi
membersihkan kotoran-kotoran yang telah menghitam pada lontar sekaligus
memberikan naskah minyak sereh yang tidak disukai rayap. Selanjutnya, naskah
yang telah dibersihkan dihitamkan menggunakan ekstrak kemiri. Dengan
tahapan-tahapan konservasi itu, kualitas gambar yang difoto dapat terlihat
lebih jelas.
Menurut Guna Yasa, terdapat sejumlah
keunggulan apabila naskah-naskah lontar didigitalisasi. Pertama, naskah lontar
yang rentan rusak terhadap cuaca dan rayap dapat dicegah karena telah berbentuk
soft copy. Kedua, naskah tersebut
dapat dicetak dan diperbanyak melalui proses yang efisien. Apabila proses
memperbanyak naskah pada zaman dahulu dilakukan dengan penyalinan, kini melalui
kecanggihan komputer, naskah-naskah tersebut dapat diperbanyak dengan cepat. Ketiga,
naskah lontar yang telah diperbanyak dapat disimpan dalam beberapa perangkat
komputer. Hal tersebut memungkinkan proses pencegahan hilangnya informasi dalam
lontar karena disimpan dalam sejumlah perangkat.
Keempat, pada saat melakukan proses
alih aksara dan alih bahasa pada naskah-naskah lontar sebagai tahap lanjutan
dari pengkajian lontar, hasil digitalisasi dapat dibesar sesuai dengan
kebutuhan.
“Sejatinya proses digitalisasi
lontar merupakan terobosan penting dalam strategi konservasi naskah lontar.
Langkah digitalisasi yang dilakukan UPT Lontar dapat dijadikan pilot project dalam melakukan konservasi
naskah lontar yang masih disimpan dalam rumah-rumah warga masyarakat baik di
Bali, Lombok, maupun daerah-daerah lainnya,” papar Guna Yasa.
Sutjiati Berata mengharapkan
upaya-upaya terobosan dalam konservasi lontar dapat terus ditingkatkan. Selain
itu, perempuan pertama yang menjabat dekan di FIB Unud ini berharap agar
pengkajian terhadap pustaka-pustaka lontar yang menyimpan kearifan lokal budaya
Bali dapat direalisasikan. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar