Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (Bapusipda) Provinsi Bali kembali memberikan penghargaan Widya Pataka kepada para penulis Bali. Tahun ini, penghargaan Widya Pataka diberikan kepada 12
penulis, baik fiksi maupun nonfiksi. Jumlah ini lebih banyak dari tahun lalu
yang hanya enam penulis.
Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Bali, Luh Putu
Haryani menjelaskan Widya Pataka diberikan sebagai apresiasi dan motivasi
kepada para penulis Bali yang telah mengabdikan ilmu dan pengetahuan yang
dimiliki kepada masyarakat melalui buku. Di sisi lain, penghargaan ini juga
untuk menggairahkan industri penerbitan buku di Pulau Dewata.
"Penghargaan diberikan dalam bentuk dana bantuan penerbitan buku senilai Rp 15.000.000 untuk masing-masing penulis," kata Haryani.
Kepala Bapusipda Bali, Luh Putu Haryani (balisaja.com/www.bapusip.baliprov.go.id)
|
Ketua Tim Juri Widya Pataka, Gde Aryantha Soethama menjelaskan kriteria penilaian meliputi lima aspek, yaitu kualitas buku, konsistensi, produktivitas, komitmen penulis serta manfaat karya bagi masyarakat. "Ada satu syarat penting lagi, penulis penerima Widya Pataka harus memiliki naskah buku yang siap terbit," kata Aryantha Soethama.
(Baca: Sedikit Penulis Bali Miliki Naskah Buku Siap Terbit)
1. Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten (Jro Lalung Ngutah)
2. I Gusti Agung Wiyat S. Ardi (Bogolan)
3. Ni Kadek Widiasih (Sang Kinasih)
Kategori Fiksi Berbahasa Indonesia
1. Kadek Sonia Piscayanti (Perempuan Tanpa Nama)
2. Putu Satria Kusuma (Cupak Tanah).
Kategori Nonfiksi
(Baca: Sedikit Penulis Bali Miliki Naskah Buku Siap Terbit)
Berikut 12 Penerima Widya Pataka 2015
Kategori Fiksi Berbahasa Bali1. Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten (Jro Lalung Ngutah)
2. I Gusti Agung Wiyat S. Ardi (Bogolan)
3. Ni Kadek Widiasih (Sang Kinasih)
Kategori Fiksi Berbahasa Indonesia
1. Kadek Sonia Piscayanti (Perempuan Tanpa Nama)
2. Putu Satria Kusuma (Cupak Tanah).
Kategori Nonfiksi
1. I Gusti Putu Bagus Suka Arjawa (Budaya, Partai Politik, dan Masyarakat)
2. Ida Agung Made Gayatri (Budaya Kanuragan Bali)
3. I Nyoman Gde Suardana (Rupa Nir-Rupa Arsitektur Bali)
4. I Gede Mahardika (Bioenergetika Hewan Tropika)
5. I Dewa Gede Palguna (Ancaman Perang dari Ruang Angkasa: Telaah Yuridis Perspektif Hukum Internasional)
6. Hardiman (Eksplo(ra)si Tubuh: Esai-esai Kuratorial Seni Rupa)
7. I Gede Semadi Astra (Birokrasi Pemerintahan Bali Kuno Pada Abad XII—XIII: Sebuah Kajian Epigrafis).
2. Ida Agung Made Gayatri (Budaya Kanuragan Bali)
3. I Nyoman Gde Suardana (Rupa Nir-Rupa Arsitektur Bali)
4. I Gede Mahardika (Bioenergetika Hewan Tropika)
5. I Dewa Gede Palguna (Ancaman Perang dari Ruang Angkasa: Telaah Yuridis Perspektif Hukum Internasional)
6. Hardiman (Eksplo(ra)si Tubuh: Esai-esai Kuratorial Seni Rupa)
7. I Gede Semadi Astra (Birokrasi Pemerintahan Bali Kuno Pada Abad XII—XIII: Sebuah Kajian Epigrafis).
Kepala Sub Bidang Deposit Bapusipda Bali, IGN Wiryanatha menjelaskan penghargaan bakal diserahkan akhir November mendatang yang dirangkaikan dengan diskusi seputar dunia penerbitan buku di Bali dan bedah buku. Empat buku yang bakal dibedah, Budaya Kanuragan Bali, Eksplo(ra)si Tubuh: Esai-esai Kuratorial Seni Rupa, Perempuan Tanpa Nama dan Bogolan. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar