![]() |
Yoga Semadhi (Foto: dokumentasi pribadi Yoga Semadhi) |
Kendati begitu, tak banyak pemuda
Pecatu yang menekuni olahraga selancar. I Ketut Yoga Semadhi menjadi salah satu
di antara pemuda Pecatu yang menekuni olahraga meniti ombak ini.
Lelaki kelahiran Pecatu, 14 Juli
1989 ini sudah sejak kecil jatuh cinta dengan olahraga selancar. Melihat para
wisatawan menari-nari di atas papan selancar sembari memainkan ombak membuat
Mega Semadhi –panggilan akrab Yoga Semadhi—tertarik untuk menekuni kegiatan
yang penuh tantangan itu.
Hobi berselancar ternyata
membuahkan prestasi menggembirakan dalam perjalanan hidup Mega Semadhi. Karena surfing, Yoga Semadhi pada umur 13
tahun dikirim ke Kepulauan Hawai untuk menimba ilmu dan kemudian dilanjutkan
tempat-tempat lainnya yang memiliki ombak terbaik di belahan dunia.
Prestasinya pun kian bersinar. Diawali dengan prestasinya sebagai Inodonesian
Junior Champion tahun 2005 saat usianya menginjak 16 tahun. Tiga tahun
kemudian, Mega Semadhi meraih Juara I Billabong Pro Junior Kuta Reef.
Tak hanya di Bali, Mega Semadhi
juga menjajal kemampuannya di luar negeri. Tahun 2011, Mega Semadhi berhasil
menempati peringkat II Quicksilver Thailand Pro. Setahun kemudian dia
memperbaiki prestasinya di ajang yang sama dengan menyabet peringkat I.
Tahun 2012, dalam ajang Ripcurl
Padang-padang Cup, Mega Semadhi menyabet peringkat II. Setahun kemudian, ajang
Billabong Pro Balangan menempatkannya di peringkat II serta peringkat III di
ajang Siargao International Surfing Cup di Filipina. Pada tahun yang sama, Mega
Semadhi juga kembali memperbaiki prestasinya dalam Rip Curl Padang-padang Cup
dengan bertengger di peringkat I.
Yang paling berkesan, Mega
Semadhi menempati peringkat 5 dalam Asian Surfing Tour 2013. “Ini ajang
bergengsi para peselancar tingkat Asia,” kata Mega Semadhi.
Mega Semadhi membuktikan
berselancar bukan sekadar hobi, tapi juga prestasi. Bahkan, menurut Mega
Semadhi, berselancar juga bisa dijadikan profesi menjanjikan. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar