Enam penulis Bali menerima
penghargaan Widya Pataka dari Pemerintah Provinsi Bali melalui Badan
Perpustakaan dan Arsip. Penghargaan Widya Pataka diberikan untuk dedikasi
keenam penulis itu dalam mengembangkan ilmu dan pengetahuan melalui buku.
Keenam penulis yang menerima
penghargaan Widya Pataka, yaitu I Ketut Rida dengan buku berjudul Lawar Goak (kumpulan cerpen berbahasa
Bali), Sthiraprana Duarsa untuk buku berjudul Rumah Kenangan (kumpulan cerpen berbahasa Indonesia), Ni Made Ari
Dwijayanthi dengan buku berjudul Blanjong
(kumpulan prosa liris berbahasa Bali), I Putu Sudibawa untuk buku berjudul Kearifan Lokal dalam Pembelajaran
(kumpulan esai), Wayan Suarna untuk buku berjudul Peternakan yang Menekan Pencemaran (kajian peternakan) dan Ida Ayu
Tary Puspa untuk buku berjudul Bali dalam Perubahan
Ritual Komodifikasi Ngaben di Era Globalisasi (kajian budaya agama Hindu).
Buku-buku penerima penghargaan Widya Pataka 2014 |
Kasubid Deposit Badan
Perpustakaan dan Arsip Provinsi Bali I Gusti Ngurah Wiryanata menyatakan
pemberian penghargaan Widya Pataka tahun 2014 lebih ditekankan kepada buku-buku
yang akan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, seperti buku kajian
atau hasil penelitian, humaniora, sastra dan lainnya. Penghargaan ini diberikan dalam bentuk bantuan dana penerbitan buku kepada para penulis yang dinilai memiliki dedikasi dan konsistensi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan melalui buku. Penghargaan
"Widya Pataka" pertama kali diberikan pada tahun 2006.
Menurut Wiryanata, kriteria
penilaian penghargaan Widya Pataka ada lima poin, yaitu kualitas buku, konsistensi,
produktivitas, komitmen penulisnya, dan manfaat karyanya untuk masyarakat luas.
"Widya Pataka" rencananya akan diberikan setiap tahun sehingga setiap
pengarang atau penulis memperoleh kesempatan yang sama dan diharapkan dapat
merangsang para penulis untuk terus berkreativitas menulis dan secara tidak
langsung akan menumbuhkan iklim yang sehat terhadap pertumbuhan industri
penerbitan buku di Bali.
Penyerahan Widya Pataka
dilaksanakan Selasa (18/11) di UPT Balai Pengembangan Sanggar Kegiatan Belajar,
Sesetan Denpasar. Selain penyerahan penghargaan juga digelar diskusi seputar
dunia perbukuan pada hari itu juga. Keesokan harinya dilanjutkan dengan bedah
buku Widya Pataka. Ada empat buku yang dibedah, yaitu Lawar Goak, Bali dalam
Perubahan Ritual: Komodifikasi Ngaben di Era Globalisasi, Peternakan yang Menekan Pencemaran dan Blanjong. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar