Sekolah mesti mendorong siswa dan
guru untuk berlomba menulis lalu menerbitkannya menjadi buku. Sekolah yang
mampu menerbitkan buku karya siswa dan gurunya layak diberikan penghargaan atau
insentif. Langkah ini penting untuk memperkuat budaya literasi di sekolah.
Pandangan ini dikemukakan dosen
Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) IKIP PGRI Bali, I Made Sujaya saat
menjadi pembicara dalam acara bedah buku Sang
Juara karya para siswa, alumni dan guru SMA 1 Kuta Selatan di sekolah
setempat, Selasa (21/10).
Menurut Sujaya, menulis dan
menerbitkan buku sejatinya setara nilainya dengan membangun sebuah gedung.
Pasalnya, buku merupakan candi pustaka yang mengabadikan pengetahuan dan
pemikiran penulisnya. Buku juga membuka jalan bagi berkembangnya pemikiran dan
pengetahuan di masa depan. Itu sebabnya, terbitnya sebuah buku patut disyukuri
dan diapresiasi. Terlebih lagi jika buku itu merupakan karya para siswa dan
guru.
“Selama ini siswa menulis dalam
rangka lomba atau tugas di kelas. Guru juga menulis karena ingin naik pangkat.
Sekarang harus ada revolusi mental, menulis itu karena tanggung jawab sebagai
intelektual. Target menulis pun harus terbit menjadi buku, bukan lagi sebuah
tulisan terserak,” kata Sujaya yang juga penulis dan penyunting buku.
Menulis buku bagi siswa dan guru,
imbuh Sujaya, bisa dilakukan sendiri-sendiri, bisa juga berkelompok. Sekolah
bisa merancang program penerbitan minimal satu buku setahun.
Kepala SMA 1 Kuta Selatan, I
Nyoman Tingkat menjelaskan buku Sang
Juara merupakan himpunan tulisan karya siswa, alumni dan guru-guru
setempat. Sebagian besar tulisan dalam buku itu merupakan karya siswa dan
alumni yang pernah memenangi sejumlah lomba penulisan. Sementara tulisan guru
merupakan karya pendamping untuk memotivasi para guru agar mau menulis sesuai
tuntutan kompetensinya sebagai guru.
“Buku ini, selain sebagai upaya
mendokumentasikan karya siswa dan alumni yang pernah menjadi juara lomba
penulisan juga sebagai pelecut semangat bagi kami untuk menggairahkan budaya
menulis,” kata Tingkat yang sudah meluncurkan tiga buku tunggal: Berguru dalam Jejak Sastra, Tergantung Guru dan Sastra di Mata Guru.
Selain bedah buku, kegiatan
serangkaian HUT ke-15 SMA 1 Kuta Selatan dan perayaan Bulan Bahasa 2014 itu
juga diisi lomba menulis esai SMA/SMK se-Badung dan lomba majalah dinding
tingkat SMP se-Kecamatan Kuta Selatan. Sejumlah lomba internal juga digelar
untuk memeriahkan perayaan lustrum ketiga sekolah di Desa Kutuh itu. Puncak
perayaan HUT dilaksanakan Rabu (28/10) mendatang di Garuda Wisnu Kencana. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar