Teks dan Foto: I Putu Jagadhita
Dari dua belas sasih (bulan) yang ada dalam kalender Bali, Sasih Kapat (bulan
keempat) mendapat tempat istimewa. Sasih Kapat paling ditunggu-tunggu. Sasih
Kapat dipilih sebagai momentum untuk melakukan pemujaan. Sasih Kapat juga
diyakini sebagai saat yang tepat untuk memulai berbagai usaha, berbagai
upacara, termasuk nganten (menikah).
Pasalnya, Sasih Kapat memang saat yang tepat untuk merayakan cinta.
![]() |
Sasih Kapat, saat bunga-bunga bermekaran |
Tahun
ini, bentang waktu Sasih Kapat dimulai pada Sabtu, 5 Oktober 2013 hari ini dan berakhir
pada Minggu 3 November 2013. Sepanjang 30 hari itu, terbentang sejumlah hari
raya Hindu. Yang istimewa, bentang waktu Sasih Kapat kali ini ditandai dengan
hari raya Galungan dan Kuningan.
Sasih
Kapat juga lazim disebut sebagai bulan Kartika atau Kartika Masa. Sasih Kapat
dapat dianggap sebagai musim semi atau
musim bunga gaya Bali. Sasih Kapat ditandai dengan bunga-bunga bungah, bermekaran, harumnya mengundang
birahi kumbang. Langit berawan tipis ditingkahi gerimis kecil. Karenanya, Sasih
Kapat menjadi bulan yang mengundang pesona.
Karena
dianggap sebagai bulan istimewa, banyak orang Bali memilih waktu Sasih Kapat
untuk menggelar aneka upacara. Orang Bali
percaya, jika melaksanakan upacara pada Sasih Kapat menyebabkan upacara itu
penuh berkah.
Pasangan
muda yang hendak melangsungkan pernikahan umumnya akan memilih Sasih Kapat. Sasih
Kapat memang saat yang tepat untuk merayakan cinta. Seperti layaknya
bunga-bunga yang bermekaran, seperti itu pula yang diharapkan kepada kedua
mempelai senantiasa bisa berbunga-bunga dalam menjalani hidup dan
penghidupannya. Ada dua sasih dalam tardisi Bali yang dianggap sebagai waktu yang tepat untuk
menggelar upacara pernikahan yakni Sasih Kapat dan Kadasa.
Sasih
Kapat sebagai saat tepat merayakan cinta tidak saja dalam pengertian hubungan
sesama jenis. Sasih Kapat juga saat tepat merayakan cinta dalam pengertian
hubungan manusia dengan Tuhan, Sang Pencipta Maha Agung. Karenanya, Sasih Kapat
dipilih sebagai momentum menggelar upacara Dewa Yadnya. Purnama Kapat sebagai
puncak Sasih Kapa yang jatuh pada 19 Oktober 2013t dipilih sebagai momentum untuk duduk tepekur memuja Yang
Maha Agung.
Sasih
Kapat juga saat tepat merayakan cinta dalam makna hubungan manusua dengan alam.
Memasuki Sasih Kapat, para petani Bali
senantiasa tampak lega. Musim penghujan belum sepenuhnya turun, memang. Namun, hujan
pertama Sasih Kapat akan membangunkan pohon-pohon dari tidur. Tanaman yang
semula meranggas, kekeringan air, kini mulai mekar merekah. Pada Sasih Kapat,
hujan memang cukup membuat tanah basah, namun air tidak sampai tertumpah ruah.
Namun,
patut diwaspadai juga datangnya blabur
(banjir bandang) pada Sasih Kapat yang kerap datang secara tiba-tiba.
Sebaliknya, bila tak segera diikuti dengan musim hujan, matahari bisa jadi
bersinar begitu teriknya, panas menyengat. Hal inilah menyebabkan cuaca berubah
sedemikian drastis, ekstrem. Tubuh manusia pun menjadi rentan penyakit. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar