Teks dan Foto: I Made Sujaya
Bali kaya dengan desa-desa tradisional yang potensial untuk
dikembangkan menjadi desa wisata. Itu sebabnya, Pemerintah Provinsi Bali kini
memprogramkan pengembangan 100 desa wisata berbasis budaya. Selain menambah
destinasi wisata, pengembangan 100 desa wisata ini juga untuk mendorong
perekonoman di pedesaan sehingga pemerataan pembangunan lebih cepat terwujud.
![]() |
Penglipuran, desa wisata di Bangli |
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Subhiksu di
Denpasar, Selasa (29/10/2013) lalu menjelaskan program pengembangan 100 desa
wisata ini merupakan program pembangunan Bali bidang pariwisata selama empat
tahun ke depan. Program ini menjadi bagian pengembangan destinasi wisata di
Bali.
Selama ini, kata Subhiksu, Bali dikenal dengan sejumlah desa
wisatanya, seperti Penglipuran di Bangli dan Munduk di Buleleng. Desa
Penglipuran ditetapkan menjadi desa wisata sejak 1995. Desa Penglipuran
memiliki panorama pedesaan, kenyamanan, arsitektur tradisional, dan kerapian
penataan zonasi desa. Begitu juga Desa Munduk di Buleleng yang memiliki
keindahan alam dan budaya masyarakatnya yang unik.
Program pengembangan desa wisata di Bali itu juga sinergi
dengan program nasional dari Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif. Program
ini juga didukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
Hingga akhir September 2013 ini, kunjungan wisatawan ke Bali
mencapai 2,4 juta orang. Bali
menargetkan jumlah kunjungan 3,1 juta orang pada tahun 2013 ini. Subhiksu
optimistis target kunjungan itu bakal tercapai. Rata-rata kunjungan wisatawan
ke Bali sekitar 250.000 orang per bulan. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar