Jejak Tercecer Sejarah Kota
Denpasar
Teks: I Made SujayaFoto: Humas Pemkot Denpasar
![]() |
Puri Celagigendong Denpasar |
SEBAGAI sebuah puri dan akhirnya kota kerajaan, Denpasar memang diresmikan
pada tahun 1788. Pendiri Kota Denpasar memang I Gusti Ngurah Made Pemecutan, keturunan
Puri Pemecutan dari garis Puri Kaler Kawan. Tapi, nama Denpasar sudah muncul
sebelum 1788 yakni manakala wilayah yang kemudian disebut Badung dipimpin dua
kerajaan kembar: Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya.
Peneliti sejarah Kota Denpasar
yang juga Guru Besar Sejarah Fakultas Sastra Unud, AA Bagus Wirawan menyatakan
awalnya di wilayah Badung muncul dua pusat kekuasaan yakni Puri Alang Badung
(di daerah Suci) dan Puri Pemecutan. Dalam perkembangannya, Puri Alang Badung
dipindahkan ke sebelah utara Pasar Satria sekarang. Puri baru itu kemudian
diberi nama Jambe Ksatrya untuk mengenang garis keturunan Kyai Jambe Pule yang
kemudian dianggap sebagai pendiri Kerajaan Badung.
Dua kerajaan kembar ini, imbuh
tokoh Puri Pemecutan yang juga penekun sejarah, AA Ngurah Putra Darmanuraga
sama-sama merupakan keturunan Kyai Jambe Pule. Keduanya juga memerintah
bersama-sama.
“Wilayah sebelah barat Tukad
Badung dikontrol oleh Puri Pemecutan, sedangkan wilayah sebelah timur Tukad
Badung dikontrol oleh Puri Jambe Ksatrya,” kata Darmanuraga.
Penguasa Jambe Ksatrya dikenal
gemar bermain adu ayam. Saking gemarnya, sampai-sampai Kyai Anglurah Jambe
Ksatrya mengundang raja-raja lain di Bali untuk bermain adu ayam di Puri Jambe
Ksatrya. Karena kerap mengundang raja-raja lain datang ke Jambe Ksatrya, sang
raja kemudian mendirikan sebuah taman, semacam tempat peristirahatan di sebelah
selatan puri dan sebelah utara pasar.
Memang, menurut sejarawan Nyoman
Wijaya, awalnya Pasar Badung berada di sekitar lapangan Puputan Badung kini,
tepat di sebelah selatan Puri Denpasar (gedung Jaya Sabha). Saat Badung
dikuasai Belanda, pasar itu dipindah ke barat, dekat Tukad Badung. Itu
sebabnya, pasar baru itu disebut Pasar Badung.
Taman
yang didirikan Kyai Jambe Ksatrya itulah yang dinamai Taman Denpasar. Sejak
itulah nama Denpasar mulai muncul dan sering disebut. “Cuma belum menjadi
sebuah kota layaknya kota
keraton atau kota
kerajaan. Tapi sebagai sebuah nama tempat, memang sudah muncul nama Denpasar
saat itu,” kata Wirawan.
Denpasar mengemuka sebagai pusat
kekuasaan ketika I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang mengambil alih kekuasaan
Kyai Jambe Ksatrya memilih Taman Denpasar sebagai lokasi puri. Sebelumnya, I
Gusti Ngurah Made Pemecutan memang diberi kepercayaan mengurus Taman Denpasar.
Setelah berakhirnya kekuasaan
Kyai Jambe Ksatrya, kontrol kekuasaan berada di tangan keturunan Puri Pemecutan
Kaler atau Puri Kaleran Kawan. Setelah itu, jejak dinasti Jambe Ksatrya seolah
hilang. Sejarah Badung pada periode kemudian tak pernah menyinggung keturunan
Jambe Ksatrya.
Darmanuraga serta tokoh Puri
Satria (Denpasar), AA Ngurah Agung Wira Bima Wikrama mengatakan Puri
Celagigendong merupakan pelanjut generasi Jambe Ksatrya. “Pak AA Ngurah Rai
Iswara (Sekretaris Kota Denpasar kini) itu keturunan Jambe Ksatrya dari Puri
Celagigendong,” kata Bima Wikrama.
Tatkala Cokorda Alit Ngurah
dinobatkan sebagai regent Badung pada tahun 1929, dibangun sebuah puri bernama
Puri Satria. Pasalnya, Puri Denpasar sudah dihancurkan Belanda saat Puputan
Badung dan saat Belanda berkuasa bekas Puri Denpasar digunakan sebagai kantor
Asisten Residen Bali Selatan serta Kontroleur Badung.
Puri baru yang didirikan Cokorda
Alit Ngurah sebetulnya bernama Puri Denpasar. Tapi, karena lokasinya di bekas
lokasi Puri Jambe Ksatrya, masyarakatnya lebih mengenalnya sebagai Puri Satria.
(jay)
Trims atas infonya. Bermanfaat sekali
BalasHapus