Hari ini,Minggu (31/3), menurut penanggalan Bali merupakan hari Redite Wage wuku Kuningan. Hari ini ditandai dengan sebuah perayaan yang dinamai hari Ulihan. Tapi, tak banyak yang merayakan hari Ulihan ini. Lebih banyak lagi yang tak tahu makna perayaan di hari pertama pada wuku Kuningan ini.
Menurut penulis buku-buku agama Hindu, IBP Sudarsana, kata ulihan bisa diartikan ‘kembali’. Memang,
hari Ulihan diyakini sebagai saat kembalinya para Dewata ke kahyangan.
![]() |
Upacara nyaagang saat hari raya Kuningan di Klungkung bermakna mengantar leluhur ke kahyangan. (Foto: Bali Putra) |
Menurut Keputusan
Seminar Kesatuan Tafsir terhadap Aspek-aspek Agama Hindu disebutkan
hari Ulihan sebagai hari memberikan oleh-oleh kepada Dewa Pitara pada saat
kembali ke kahyangan. Karenanya, pada hari Ulihan disuguhkan oleh-oleh berupa
rempah-rempah, urutan, beras dan sejenisnya. Pada saat hari Ulihan, umat Hindu
melaksanakan upacara kecil berupa menghaturkan banten soda pada semua bangunan
suci serta melangsungkan persembahyangan.
Sementara menurut Srikanden dalam
buku Galungan, hari Ulihan dimaknai sebagai saat untuk mengenang jasa-jasa para leluhur yang telah
mendahului kita. Generasi saat ini tentu saja punya kewajiban untuk melanjutkan
langkah-langkah perjuangan para leluhur itu, terutama perjuangan yang baik. Pada saat yang sama juga merenungi segala kesalahan sehingga tidak lagi diulangi oleh generasi kini.
Setelah hari raya Ulihan,
dilanjutkan dengan hari suci Pemacekan Agung. Hari Pemacekan Agung jatuh pada
Soma Kliwon Wuku Kuningan yakni pada Senin (1/4) besok.
Menurut Sudarsana, kata pemacekan
berasal dari kata pacek yang dapat diberikan arti 'tapa', sedangkan kata agung
berarti 'kuat' atau 'teguh'. Karenanya, makna Pemacekan Agung adalah penguatan tapa
terhadap godaan dari Sang Kala Tiga sehingga Sang kala Tiga kembali ke
sumber-Nya. Dalam pengertian yang lain, Pemacekan Agung sebagai momentum nyomya
(pengembalian) kekuatan Sang Kala Tia ke sumbernya.
Pada hari ini dilaksanakan
upacara kecil berupa menghaturkan banten soda pada masing-masing pelinggih dan
melaksanakan persembahyangan. Setelah selesai matirtha, tirtha tersebut
kemudian dipercikkan ke seluruh pekarangan merajan atau rumah. Selanjutnya
dihaturkan segehan agung di lebuh disertai dengan api dakep dan tetabuhan arak
berem.
Pada Buda Paing Kuningan yakni
Rabu (3/4) dilaksanakan piodalan Batara Wisnu. Pelaksanaan upacara dipusatkan
di paibon, dadia atau panti. Sarana upakara-nya berupa sirih yang dikapuri
putih, hijau, pinang 26 disertai tumpeng hitam serta reruntutannya, bunga-bunga
harum. (b.)
Memang tidak umat yg merayakan rahinan Ulihan, melalui tempat yg baik ini Tyang hanya ingin sharing kepada kita semua bahwa di kami merayakan Rahinan Ulihan dengan membuat sesajen khusus berupa ENTIL (lontong yg terbungkus dari daun KALINGIDI) yg disusun di atas dulang dan dilengkapi dengan sayur rebus dgn sambel tingkih, beserta lauk urutan, krupuk Babi, dll.
BalasHapusDisamping itu juga kami menghaturkan berbagai sayur mentah, beras,dan minukan.
Adapun saat menghaturkannya pada hari Minggu pagi(dini hari sekitar jam 3 stay 4.