Setelah 20 tahun merayakan hari ulang tahun dengan tonggak
peresmian sebagai Kotamadya pada 27 Februari 1992, mulai tahun 2013 ini
Denpasar merayakan hari jadi dengan mengambil tonggak pendirian Puri Denpasar
tahun 1788. Itu sebabnya, perayaan HUT Kota Denpasar tahun ini ditandai sebagai
hari jadi ke-225. Penetapan tahun 1788 sebagai tonggak pendirian Kota Denpasar
ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 tahun 2012 tentang Hari
Jadi Kota Denpasar. Seperti apa sebetulnya Denpasar dua seperempat abad lalu?
![]() |
Puri Denpasar sesaat setelah Puputan Badung, 20 September 1906 |
“Kalau dibandingkan dengan sekarang, taman itu semacam villa
peristirahatanlah,” kata AA Ngurah Putra Darmanuraga, tokoh Puri Pemecutan yang
juga penekun sejarah.
Sang Raja dikenal suka bermain adu ayam. Pada masa itu, raja
kerap mengundang raja-raja lain di Bali untuk bermain adu ayam. Raja-raja
undangan itulah yang kerap ditempatkan di taman sang Raja.
“Taman itu diserahkan pengelolaannya kepada I Gusti Ngurah
Made Pemecutan dari Puri Kaler Pemecutan atau Puri Kaler Kawan,” kata
Damranuraga.
Taman itu terletak di sebelah utara pasar, tepatnya di rumah
jabatan Gubernur Bali sekarang (Jaya Sabha)--awalnya pasar terletak di lapangan
Puputan Badung sekarang, tapi pada zaman Belanda pasar itu dipindah ke dekat
Tukad Badung sehingga dikenal sebagai Pasar Badung. Karena terletak di utara
pasar, taman itu diberi nama Taman Denpasar. Kata den dalam bahasa Bali memang berarti ‘utara’. Banyak daerah di Bali
yang diawali dengan kata den yang
menunjuk makna utara, seperti Denbukit (nama lain Buleleng yang berlokadi di
sebelah utara gunung/bukit).
Pada tahun 1779 terjadi konflik antara Kyai Jambe Ksatrya
dengan I Gusti Ngurah Rai. Padahal, I Gusti Ngurah Rai tak lain orang
kepercayaan Kyai Jambe Ksatrya, terutama dalam hal permainan aduan ayam. “Karena
Konflik ini berujung pada terbunuhnya Kyai Jambe Ksatrya.
Pascaterbunuhnya Kyai Jambe Ksatrya, kekuasaan dilimpahkan
kepada I Gusti Ngurah Made Pemecutan. Pelimpahan kekuasaan kepada I Gusti
Ngurah Made Pemecutan menandai berakhirnya kekuasaan Puri Jambe Ksatrya.
Pasalnya, I Gusti Ngurah Made Pemecutan mendirikan istana baru di Taman
Denpasar. Istana baru itulah dinamai Puri Denpasar. I Gusti Ngurah Made
Pemecutan pun dinobatkan sebagai Raja Denpasar I.
“Puri Denpasar inilah yang di-pelaspas pada tahun 1788. Dalam tradisi Bali, upacara pemelaspas adalah bentuk peresmian
sebuah tempat,” kata Guru Besar Sejarah Fakultas Sastra Unud yang juga Ketua
Tim Peneliti Sejarah Kota Denpasar, AA Bagus Wirawan.
Itu sebabnya, tim peneliti merekomendasikan tahun 1788
sebagai tonggak kelahiran Kota Denpasar. Alasannya, ketika sebuah puri berdiri,
itu berarti munculnya sebuah kota. Pasalnya, pada masa kerajaan puri menjadi
pusat pemerintahan. Selain itu, puri juga menjadi pusat budaya serta pusat
perekonomian masyarakat karena di dekat puri berdiri alun-alun serta pasar.
“Sebelumnya nama Denpasar memang sudah muncul, tapi belum sebagai
kota. Begitu dijadikan puri, saat itulah Denpasar itu berubah menjadi sebuah
kota,” kata Wirawan.
Lantas, kapan tanggal dan bulan pendirian Kota Denpasar?
Menurut Darmanuraga, merunut pada Raja
Bandana Purana disebutkan Puri Denpasar dipelaspas pada hari Tumpek Landep,
1 Februari 1788. Tumpek Landep memang menjadi hari petoyan, wedalan atau
patirtaan di Pemerajan Agung Puri Denpasar. Jika merujuk pada kalender 2200
tahun karya IB Suparta Ardana, pada tahun 1788 ada dua hari Tumpek Landep yakni
5 April 1788 dan 1 November 1788. “Ada kemungkinan bulan Februari itu salah
kutip. Yang benar mungkin 1 November 1788,” kata Darmanuraga.
Tapi, tim peneliti bersama Pemkot Denpasar dan DPRD Denpasar
memutuskan tetap menggunakan tanggal 27 Februari sebagai hari jadi, tetapi
tonggak tahun diabil 1788. Wirawan menyatakan hal itu sebagai bentuk kompromi
sejarah. Tanggal 27 Februari tetap dipilih karena didasari pertimbangan
masyarakat Denpasar sudah terbiasa merayakan hari jadi kotanya pada tanggal
itu. Tapi, untuk kepentingan membangun kesadaran sejarah, tahun 1788 dipilih
sebagai momentum tahun pendirian Kota Denpasar.
“Kompromi sejarah itu biasa. Tidak hanya Denpasar, penetapan
hari jadi kota-kota lainnya di Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya dan lainnya
juga berdasarkan kesepakatan dengan memperhatikan aspek-aspek historis,” tandas
Wirawan. (b.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar